Salin Artikel

Kaleidoskop 2019: 12 Peristiwa Viral yang Jadi Perhatian Publik, 'Capres' Nurhadi hingga Rujak Cingur Rp 60.000

Pada awal tahun 2019, masyarakat dihebohkan dengan poster pasangan calon presiden dan wakil presiden Indonesia, Nurhadi dan Aldo yang muncul di media sosial.

Diusung koalisi "Tronjal-Tronjol Maha Asyik", Capres dan Cawapres tersebut viral di jagat maya.

Sementara di Solo, rumah pasangan suami istri Joko Priyanto dan Sri Maryani menjadi perbincangan publik karena jika dilihat dari depan, rumah Joko hanya selebar satu meter.

Jagat maya juga dihebohkan Briptu Andre Iroth yang fotonya menyebar dan disebut sebagai aparat impor dari China.

Padahal Briptu Andre adalah anggota Subden Wanteror Detasmen Gegana Brimob Polda Sulut dan berasal dari Minahasa Selatan.

Sedangkan di Surabaya, rujak cingur seharga Rp 60.000 meenjadi viral. Marmilla atau Mella (43) penjual rujak cingur mengatakan tidak menipu pembeli, karena satu porsi rujak cingur itu bisa dimakan untuk tiga orang.

Berikut peristiwa viral yang menjadi perhatian publik sepanjang tahun 2019.

Berpasangan dengan Aldo, capres dan cawapres tersebut diusung dari koalisi "Tronjal-Tronjol Maha Asyik".

Walaupun capres dan cawapres fiktif, Nurhadi ada dikehidupan nyata.

Sehari-hari, Nurhadi berprofesi sebagai tukang pijat refleksi yang tinggal di salah satu kios di Pasar Brayung, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Sudah 15 tahun ia menjalani profesinya itu.

Pria kelahiran Kudus, 10 Agustus 1969 itu mengaku pasangan capres dan cawapres Dildo adalah hasil imajinatif seorang warga yang mengaku berasal dari Yogyakarta.

"Saya malah tidak tahu dan tidak kenal siapa cawapres pasangan saya itu," tutur Nurhadi kepada Kompas.com, Minggu (6/1/2019).

Ia bercerita pada Desember 2018 lalu, seseorang yang mengaku bernama Edwin asal Sleman, DIY, menghubunginya via aplikasi messenger.

Dalam obrolan itu, Edwin mengaku sangat mengagumi Nurhadi dan "Komunitas Angka 10" yang dibentuk Nurhadi beberap tahun lalu.

Di komunitas yang disebutnya sebagai para pencinta Tuhan dengan anggotanya yang telah mencapai ribuan itu, Nurhadi sering mengunggah kalimat bijak dan kalimat motivasi.

Dari situlah kemudian capres dan cawapres bayangan, Nurhadi dan Aldo (Dildo) mulai tercipta.

Edwin yang terus intens berkomunikasi dengan Nurhadi meminta izin apakah Nurhadi berkenan jika nama dan wajahnya diviralkan melalui medsos sebagai capres fiktif.

Nurhadi pun mengamini penawaran itu asalkan tidak melanggar hukum dan agama

Apalagi, mereka sama-sama jengah atas situasi menjelang Pilpres 2019 yang menurut mereka sudah tidak sehat.

 

Pria tersebut terlihat ketakutan saat ular melilit tibuh dan lehernya. Terdengar suara pria yang menanyakan berapa kali pria berkaos merah itu mencuri ponsel.

Saat dikonfirmasi, Kapolda Papua Irjen Polisi Martuani Sormin membenarkan bahwa pria berjaket hitam dalam video tersebut merupakan petugas kepolisian dari Polres Jayawijaya.

"Oknum polisi tersebut kita berikan sanksi sesuai kode etik kepolisian," kata Sormin kepada wartawan di Jayapura, Senin (11/2/2019).

Sementara itu Kabid Propam Polda Papua Kombes Polisi Jannus P Siregar mengatakan video itu direkam pada Senin (4/2/2019) saat petugas mengamankan penjambret ponsel di Wamena.

Jannus mengatakan saat diinterogasi pelaku tidak mengakui perbuatannya hingga salah satu petugas berinisiatif melilitkan ular di tubuh pelaku agar pelaku mengakui perbuatannya.

"Langkah yang dilakukan anggota ialah berupaya meyakinkan dan memberi tahu bahwa benar pelakunya. Namun, karena tidak ada pengakuan, timbul inisiatif menggunakan ular dengan maksud dan tujuan yaitu mengetahui kejujuran masyarakat tersebut dan efektif hingga pelaku mengakui perbuatannya," kata Jannus.

 

Rumah berlantai dua tersebut berlokasi di Jalan Kahuripan Barat I No 33, RT 002, RW 005, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

Dilihat dari depan, rumah tersebut terimpit dua bangunan. Sebelahkanan PAUD Nur Ainiyah dan sebalah kiri rumah warga.

Saat dikonfirmasi Kompas.com pada Selasa (26/3/2019), Joko bercerita rumah tersebut ia beli pada tahun 2001 dengan harga 36 juta. Ia mengatakan rumah tersebut berbentuk huruf 'b' dengan lebar 1,3 meter pada bagian depan.

Padahal rumah tersebut cukup lebar dengan luas keseluruhan bangunan 55 meter per segi.

Rumah tersebut juga dilengkapi garasi, kamar mandi, kamar tidur, dan dapur di lantai bawah.

"Karena atap lantai bawah ini ambrol, kemudian saya rehab menjadi dua lantai sampai sekarang. Dulunya hanya satu lantai saja rumah saya ini," katanya.

Pemilik akun tersebut adalah Fianisa Tiara Pradani mahasiswa semester VIII Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (UB) i

Unggahan tersebut kemudian di-retweet oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti.

Fia mengatakan, sampah itu ditemukan saat mengambil sampel air dan sedimentasi di Sendang Biru bersama teman-temannya.

"Menemukannya itu sudah selesai ambil sampel air, nunggu surut. Ada sampah banyak, ya sudahlah, sekalian bersihin sampah," kata mahasiswa angkatan 2015 itu melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Minggu (7/4/2019) malam.

"Masak saya penelitian tidak bersihin sampah juga. Pikir saya seperti itu. Ambil-ambillah sampah plastiknya," lanjutnya kemudian.

 

Mereka taruhan tanah seluas 1 hektar pada Pilpers 2019.

Dalam foto yang viral, kedua pria itu masing-masing mengaku sebagai pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dalam foto itu, keduanya terlihat berjabat tangan.

Saat dihubungi pada Senin (15/4/2019), Hendrik membenarkann perjanjian tersebut.

"Tapi tanahnya itu adalah lapangan desa yang sudah 10 tahun tidak diperhatikan sama pemerintah," jelas Hendrik.

Hendrik adalah wirausahawan sektor pertanian dan lawan taruhannya adalah pamannya, Abdul Aziz C.

Ia menjelaskan inisiatif foto taruhan pilpres itu muncul pada Senin (15/4/2019) pagi.

"Kebetulan lapangannya dekat rumah jadi kami langsung foto dan beli meterai, baru di-upload di FB (Facebook)," ujar Hendrik.

Ada latar belakang khusus mereka mengunggah foto taruhan yakni agar pemerintah dan presiden yang kelak terpilih menjadikan lapangan sepak bola ini sebagai pusat aktivitas warga.

"Sudah 10 tahun kami ajukan proposal ke kepala desa, Pak Camat, Pak Bupati, dan caleg DPR, tapi sampai sekarang rumputnya masih tinggi," ujar Hendrik.

Padaha tanah lapangan yang kini jadi area gembala ternak sapi dan kambing itu terawat dan menjadi pusat olahraga anak muda.

 

Saat demonstrasi di Jakarta berubah menjadi kerusuhan, para polisi itu dituding melakukan penembakan di tempat ibadah.

Padahal pria anggota Brimob tersebut adalah Briptu Andre Iroth anggota Subden Wanteror Detasemen Gegana Brimob Polda Sulawesi Utara.

Ia berasal dari Kabupaten Minahasa Selatan, Sulut dan diberangkatkan ke Jakarta untuk mengamankan aksi 22 Mei bersama 200 personel satuan setingkat kompi (SKK).

Hal ini diungkapkan oleh Wadansat Brimob Polda Sulut AKBP M Ridwan, Jumat (24/5/2019) pagi. Ia mengatakan Andre masih lajang dan memiliki kepribadian yang baik.

"Selain itu, dia juga hobi olahraga, di antaranya bela diri dan bermain bola. Yang pasti anak itu berprestasi," katanya.

 

Pengakuan harga fantastis warung lesehan Bu Anny ini datang dari seorang pengguna Facebook dengan nama akun Tije Uyee Slalu.

Ia harus membayar Rp 700.000 setelah makan dengan seporsi nasi, dua es teh, seporsi kepiting, udang, dan cumi padahal lokasi warung ada di tepi jalan.

Seorang warga lain juga mengaku pernah ditagih sampai Rp 1,7 juta oleh warung lesehan Bu Anny serta ada juga yang merogoh kocek sampai Rp 100.000 untuk makan 2 porsi lele.

Pemilik warung Lesehan Bu Anny yang bernama Anny (42) ini mengaku bahwa pemberitaan yang beredar tersebut agak melenceng dari fakta.

Ia mengatakan bahwa pembeli yang ditagih Rp 700.00 tersebut akhirnya mendapatkan potongan harga dan hanya dipersilakan membayar Rp 300.000 saja.

Potongan harga ini diberikan Bu Anny karena si pembeli tidak membawa uang.

"Padahal sudah kami potong setengah harganya, malah tidak tahu terima kasih. Semisal pembeli itu membayar total Rp 700.000, baru saya ikhlas dikeluhkan di sosial media. Masalahnya, dia sudah dipotong harganya tapi malah seperti itu," sebut Bu Anny.

 

Mella kepada Kompas.com bercerita pada Rabu, 8 Juni 2019 ada empat pemuda yang membeli rujak cingur dan es manado.

Ia mengatakan rujak cingur seharga Rp 60.000 itu bukan untuk menipu pembeli karena satu porsi rujak cingur itu bisa dimakan untuk tiga orang.

"Irisan cingurnya pun besar-besar. Petisnya bukan petis biasa yang dijual Rp 10.000-an. Petisnya dua macam, petis Madura dan petis udang. Harga per kilonya Rp 90.000," ucap Mella, Rabu (12/6/2019).

Pasca-video rujak cingurnya itu viral di media sosial, gerobak dorong yang biasa dipakai berjualan dirusak orang tidak dikenal.

Banner yang menempel di gerobak dirusak dan gelas juga dipecahkan. Selain itu, Mella mengaku mendapat teror dari orang tak dikenal.

"Saya diteror lewat telepon lebih 20 kali. Orang yang meneror itu pakai nomor gonta-ganti, kadang pakai private number," jelasnya.

Dagangan Mella juga didatangi Satpol PP, pejabat kelurahan, hingga kepolisian.

Ia diminta untuk pindah dan berjualan di depan rumah kosong di Jalan Raya Wiguna Timur, Surabaya.

Mella telah berjualan rujak cingur sekitar 20 tahunan.

Saat awal merintis, Mella menjual rujaknya seharga Rp 7.500. Setelah mulai banyak pembeli, rujaknya pun dinaikkan secara berkala, mulai seharga Rp 15.000, Rp 25.000, Rp 35.000, Rp 55.000, hingga terakhir Rp 60.000.

"Saya jual dengan harga Rp 60.000 ini sudah lima tahun lalu. Pembeli juga tidak pernah keberatan dengan harga segitu, baru kemarin-kemarin saja terus diviralkan," kata dia.

 

Untuk menyelamatkan nyawanya, diceritakan bahwa perempuan pendaki itu disetubuhi agar suhu tubuhnya tetap hangat.

Sudiyono, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani saat dikonfirmasi pada Selasa (23/7/2019) mengatakan cerita tentang perempuan pendaki hipotermia yang disetubuhi tersebut belum tentu terjadi di Rinjani.

"Belum tentu, kalau saya tidak yakin itu terjadi di situ (Rinjani)," kata Sudiyono.

Dia mengatakan, kawan-kawan guide dan pramuantar di Gunung Rinjani juga memprotes berita yang diceritakan seolah-olah terjadi di Rinjani.

Padahal jalur pendakian Rinjani baru saja dibuka kembali setelah gempa mengguncang Lombok beberapa bulan lalu.

Dia juga mengatakan bahwa di jalur Sembalun ada perempuan guide sehingga perempuan pendaki bisa lebih nyaman saat mendaki.

 

Enzo Zenz allie adalah calon Taruna Akademi RNI tahun 2019 keturunan Prancis. Ia lahir di Perancis dan sempat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di sana.

Sang ayah bernama Jean Paul Francois Allie, ibunya, Siti Hajah Tilaria asal Sumatera Utara.

Ketika ayahnya meninggal di tahun 2012, ibunya membawa Enzo pulang kembali ke Indonesia dan kembali menjadi WNI.

Enzo melanjutkan SMP dan pesantren di Serang. Setelah lulus, ia mengikuti seleksi calon Taruna Akademi TNI.

Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia membenarkan ada Taruna Akmil keturunan Prancis.

"Iya betul ada calon taruna keturunan. Bapaknya Perancis, ibunya orang Sumatera Utara. Kemudian sejak bapaknya almarhum, dibawa oleh ibunya ke Indonesia dan dimasukkan ke pesantren," ujar Aan, di sela upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Selasa (6/8

Ia mengatakan Enzo menguasai empat bahasa yakni Inggris, Peramcis, Jerman, hingga Jepang. Ia juga memiliki pengetahuan agama yang bagus.

Selain itu secara fisik Enzo memenuhi syarat sebagai calon taruna walaupun wajahnya bule.

Menurutnya penerimaan WNI keturunan ini bukan yang pertama kali.

Ia sempat mengetahui dulu ada seorang Komandan Korps Marinir (Dankormar) di Angkatan Laut yang merupakan WNI keturunan Belanda. Sama dengan Enzo, ia juga berkulit putih atau bule.

"Bukan pertama kali ada ini (Calon Taruna dari warga keturunan). Dulu pernah di AL, ada Dankormar, senior sekali tapi sudah pensiun. Beliau keturunan belanda. Wajahnya ya sama kayak Enzo juga tapi sudah WNI. Kalau sudah menenuhi WNI ya bisa," tutur Aan.

 

Video itu viral sejak Minggu (15/9/2019) malam dan beredar di grup WhatsApp, Facebook, Twitter, dan Instagram.

Dari hasil penelusuran Kompas.com, video tersebut diambil di Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan hulu.

Tempat penyeberangan ekstrem itu adalah akses alternatif yang menghubungkan Sei Kumango dan Dusun Marubi, Desa Batang Kumu, Kecamatan Tambusai.

Mantan Kepala Desa Sei Kumango Afnan Pulungan mengatakan akses jalan itu dibuat oleh salah seorang warga yang bernama Aris dan bukan akses untuk umum.

Dengan menggunakan penyeberangan tersebut, warga lebih lebih cepat sampai dibandingkan dengan melewati jalan yang sudah dibangun jembatan.

"Kalau mutar lewat jalan poros KUD, memang jauh. Jaraknya sekitar 18 kilo. Jalannya juga bagus. Tapi Aris (salah satu warga membuat tempat menyeberang itu biar cepat sampai ke kebun," ujar Afnan.

 

Dalam video berdurasi 23 detik tersebut, terekam adu mulut antara sopir ambulans dan polisi..

Di video itu terdengar seseorang mengatakan, "Kami ambulans sedang distop polisi". Belum selesai dia berbicara, polisi tersebut tampak memaksa untuk mengambil kunci mobil dan ditepis oleh sopir.

Namun, polisi itu tiba-tiba memukul sang sopir. Merasa tak senang, sopir ambulans turun dan mendorong polisi tersebut.

"Kami bawa pasien ini," ucap seorang pria yang juga tampak ikut turun dari ambulans.

Dari penelusuran Kompas.com, diketahui bahwa peristiwa tersebut terjadi di Jalan KF Tendean, Tebingtinggi pada Sabtu (2/11/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.

Ambulans tersebut mengantarkan pasien dari RS Sri Pamela ke RSUD Kumpulan Pane, Tebingtinggi.

Dari keterangan Kapolres Tebingtinggi, AKBP Sunadi kejadian tersebut berawal saat sopir ambulans menghidupkan sirine karena kondisi jalan macet.

"Dari situlah kesalahpahaman dengan petugas kami," kata Sunadi, Sabtu sore (2/11/2019).

Menurutnya, kedua belah pihak sudah dipertemukan di Taman Musyawarah, Mapolres Tebingtinggi, beberapa saat setelah kejadian.

Pertemuan itu diselesaikan secara kekeluargaan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho, Irsul Panca Aditra, Labib Zamani, Andi Hartik, Skivo Marcelino Mandey, Ghinan Salman, Karnia Septia, Idon Tanjung, Dewantoro | Editor: Khairina, David Oliver Purba, Caroline Damanik, Candra Setia Budi, Aprillia Ika, Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2019/12/22/06360071/kaleidoskop-2019--12-peristiwa-viral-yang-jadi-perhatian-publik-capres

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke