Fia mengatakan, sampah itu ditemukan saat mengambil sampel air dan sedimentasi di Sendang Biru bersama teman-temannya.
"Menemukannya itu sudah selesai ambil sampel air, nunggu surut. Ada sampah banyak, ya sudahlah, sekalian bersihin sampah," kata mahasiswa angkatan 2015 itu melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Minggu (7/4/2019) malam.
"Masak saya penelitian tidak bersihin sampah juga. Pikir saya seperti itu. Ambil-ambillah sampah plastiknya," lanjutnya kemudian.
Baca juga: Viral, Foto Sampah Plastik Bungkus Indomie Berusia 19 Tahun di Sendang Biru, Malang
Foto dua pria dari Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, melakukan taruhan jelang Pemilu Presiden 2019 yang dihelat Rabu, 17 April 2019, viral di media sosial.
Mereka taruhan tanah seluas 1 hektar pada Pilpers 2019.
Dalam foto yang viral, kedua pria itu masing-masing mengaku sebagai pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dalam foto itu, keduanya terlihat berjabat tangan.
Saat dihubungi pada Senin (15/4/2019), Hendrik membenarkann perjanjian tersebut.
"Tapi tanahnya itu adalah lapangan desa yang sudah 10 tahun tidak diperhatikan sama pemerintah," jelas Hendrik.
Hendrik adalah wirausahawan sektor pertanian dan lawan taruhannya adalah pamannya, Abdul Aziz C.
Ia menjelaskan inisiatif foto taruhan pilpres itu muncul pada Senin (15/4/2019) pagi.
"Kebetulan lapangannya dekat rumah jadi kami langsung foto dan beli meterai, baru di-upload di FB (Facebook)," ujar Hendrik.
Ada latar belakang khusus mereka mengunggah foto taruhan yakni agar pemerintah dan presiden yang kelak terpilih menjadikan lapangan sepak bola ini sebagai pusat aktivitas warga.
"Sudah 10 tahun kami ajukan proposal ke kepala desa, Pak Camat, Pak Bupati, dan caleg DPR, tapi sampai sekarang rumputnya masih tinggi," ujar Hendrik.
Padaha tanah lapangan yang kini jadi area gembala ternak sapi dan kambing itu terawat dan menjadi pusat olahraga anak muda.
Baca juga: Viral, Dua Pria Pendukung Jokowi dan Prabowo Taruhan Tanah 1 Hektar dalam Pilpres
Saat demonstrasi di Jakarta berubah menjadi kerusuhan, para polisi itu dituding melakukan penembakan di tempat ibadah.
Padahal pria anggota Brimob tersebut adalah Briptu Andre Iroth anggota Subden Wanteror Detasemen Gegana Brimob Polda Sulawesi Utara.
Ia berasal dari Kabupaten Minahasa Selatan, Sulut dan diberangkatkan ke Jakarta untuk mengamankan aksi 22 Mei bersama 200 personel satuan setingkat kompi (SKK).
Hal ini diungkapkan oleh Wadansat Brimob Polda Sulut AKBP M Ridwan, Jumat (24/5/2019) pagi. Ia mengatakan Andre masih lajang dan memiliki kepribadian yang baik.
"Selain itu, dia juga hobi olahraga, di antaranya bela diri dan bermain bola. Yang pasti anak itu berprestasi," katanya.
Baca juga: Viral Anggota Brimob yang Dikira Impor dari China, Ini Klarifikasi Polda Sulut
Pengakuan harga fantastis warung lesehan Bu Anny ini datang dari seorang pengguna Facebook dengan nama akun Tije Uyee Slalu.
Ia harus membayar Rp 700.000 setelah makan dengan seporsi nasi, dua es teh, seporsi kepiting, udang, dan cumi padahal lokasi warung ada di tepi jalan.
Seorang warga lain juga mengaku pernah ditagih sampai Rp 1,7 juta oleh warung lesehan Bu Anny serta ada juga yang merogoh kocek sampai Rp 100.000 untuk makan 2 porsi lele.
Pemilik warung Lesehan Bu Anny yang bernama Anny (42) ini mengaku bahwa pemberitaan yang beredar tersebut agak melenceng dari fakta.
Ia mengatakan bahwa pembeli yang ditagih Rp 700.00 tersebut akhirnya mendapatkan potongan harga dan hanya dipersilakan membayar Rp 300.000 saja.
Potongan harga ini diberikan Bu Anny karena si pembeli tidak membawa uang.
"Padahal sudah kami potong setengah harganya, malah tidak tahu terima kasih. Semisal pembeli itu membayar total Rp 700.000, baru saya ikhlas dikeluhkan di sosial media. Masalahnya, dia sudah dipotong harganya tapi malah seperti itu," sebut Bu Anny.
Baca juga: Viral Harga Rp 700.000 untuk Nasi dan 3 Lauk, Warung Lesehan Ini Ditutup Pemda
Mella kepada Kompas.com bercerita pada Rabu, 8 Juni 2019 ada empat pemuda yang membeli rujak cingur dan es manado.
Ia mengatakan rujak cingur seharga Rp 60.000 itu bukan untuk menipu pembeli karena satu porsi rujak cingur itu bisa dimakan untuk tiga orang.
"Irisan cingurnya pun besar-besar. Petisnya bukan petis biasa yang dijual Rp 10.000-an. Petisnya dua macam, petis Madura dan petis udang. Harga per kilonya Rp 90.000," ucap Mella, Rabu (12/6/2019).
Baca juga: Laris, Pembeli Rujak Cingur Viral Seharga Rp 60.000 Gunakan Nomor Antrean
Pasca-video rujak cingurnya itu viral di media sosial, gerobak dorong yang biasa dipakai berjualan dirusak orang tidak dikenal.
Banner yang menempel di gerobak dirusak dan gelas juga dipecahkan. Selain itu, Mella mengaku mendapat teror dari orang tak dikenal.
"Saya diteror lewat telepon lebih 20 kali. Orang yang meneror itu pakai nomor gonta-ganti, kadang pakai private number," jelasnya.
Dagangan Mella juga didatangi Satpol PP, pejabat kelurahan, hingga kepolisian.
Baca juga: 6 Fakta Rujak Cingur yang Viral, Dijual dengan Harga Rp 60.000 hingga Diteror Sampai Harus Pindah
Ia diminta untuk pindah dan berjualan di depan rumah kosong di Jalan Raya Wiguna Timur, Surabaya.
Mella telah berjualan rujak cingur sekitar 20 tahunan.
Saat awal merintis, Mella menjual rujaknya seharga Rp 7.500. Setelah mulai banyak pembeli, rujaknya pun dinaikkan secara berkala, mulai seharga Rp 15.000, Rp 25.000, Rp 35.000, Rp 55.000, hingga terakhir Rp 60.000.
"Saya jual dengan harga Rp 60.000 ini sudah lima tahun lalu. Pembeli juga tidak pernah keberatan dengan harga segitu, baru kemarin-kemarin saja terus diviralkan," kata dia.
Baca juga: Setelah Viral, Rujak Cingur di Surabaya Seharga Rp 60.000 Ramai Pembeli