PAGARALAM, KOMPAS.com - Warga Desa Tebat Benawa, Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, mulai kembali berkebun pasca teror harimau yang telah memangsa tiga petani di daerah itu.
Ketua Adat Desa Tebat Benawa, Budiono (57) mengatakan, pasca tewasnya Yudiansah Harianto (40) yang ditemukan dalam kondisi tinggal tulang usai diterkam harimau pada Kamis (5/12/2019) kemarin, warga sempat menghentikan aktivitas berkebun.
Namun, dua hari pasca kejadian itu, warga pun kembali berkebun di hutan masyarakat yang ada di lokasi tersebut.
Menurut Budiono, kejadian tewasnya Yudiansah berlangsung di hutan lindung yang berjarak sekitar sekitar 15 kilometer dari permukiman warga.
Sementara, lokasi kebun milik masyarakat sekitar berada di luar wilayah tersebut.
"Memang sempat ada rasa takut, tapi hanya dua hari. Setelah itu warga berkebun lagi. Warga sudah tahu batasan wilayah mana yang boleh berkebun," kata Budiono, saat ditemui di kediamannya, Rabu (18/12/2019).
Baca juga: Banyak Temuan Jejak Harimau Palsu di Lahat, Dicetak dari Kaus Kaki
Lokasi hutan lindung yang terjadi konflik antara harimau dan manusia berada persis di dekat hutan adat.
Warga sekitar berkebun di luar hutan adat serta hutan lindung.
Namun, untuk Yudiansah sendiri menggarap lahan perkebunan kopi yang berada di dalam kawasan hutan lindung.
"Kalau warga asli sini (Tebat Benawa) dari zaman nenek moyang kami tidak mau menggarap hutan lindung, karena akan merusak habitat yang ada di dalamnya. Namun, sekarang banyak warga pendatang yang membuka lahan di sana, bahkan sampai saat ini sudah ratusan hektar dijadikan kebun kopi," ujarnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan