“Sekarang lebih jauh lagi, ibu-ibu bisa membantu untuk memastikan bahwa pekerjaan atau konstruksi di rumah tersebut itu benar dalam hal praktik konstruksinya, dalam hal struktur kemudian dalam hal pemilihan kualitas bangunan. Itu yang terutama” jelas Rossa.
Baca juga: Setahun Pasca-gempa, Palu Mencoba Bangkit...
Arwin Soelaksono, provincial sub cluster shelter pada Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) berharap pelatihan konstruksi membuat ibu rumah tangga lebih percaya diri.
“Mereka tahu dasar-dasarnya. Mereka tahu bagaimana membangun rumah aman dan tidak ada kompromi untuk segala sesuatu yang berisiko,” ujarnya.
Ia mengatakan, pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa naluri perempuan yang selalu ingin melindungi anak-anaknya berperan penting untuk memastikan bahawa pembangunan rumah sesuai kaidah keamanan.
Arwin mengatakan ada tujuh prinsip membangun rumah yang aman.
Baca juga: Pelecehan Seksual di Huntara Korban Gempa Palu, dari Cermin di Toilet hingga Rekam Video
Tujuh prinsip itu adalah mendiskusikan perencanaan dengan ahli bangunan, penentuan lokasi yang aman, bentuk rumah persegi dan sederhana, pondasi yang kuat, penggunaan material bermutu, penggunaan dinding kuda-kuda yang ringan dan mengikat setiap sambungan dengan kuat.
Selain itu untuk desain rumah perlu ada pertimbangan antara lain jumlah anggota keluarga dan penggunaan kembali material bangunan dari rumah yang rusak untuk menekan biaya.
“Dalam namanya proses rekonstruksi kita tidak bisa memaksakan satu desain, harus menggunakan desain ini atau kita tidak bisa memaksa orang harus pakai material ini, tapi kita berikan kepada masyarakat sesuai keperluannya. Mungkin mereka punya dua anak, tiga anak tentu ukurannya berbeda,” jelasnya.
Baca juga: Tidak Terima Jatah Hidup, Puluhan Penyintas Gempa Palu Datangi Kantor Sosial
Data tersebut merujuk dari Pusat Data dan Informasi Bencana (PUSDATINA) Sulawesi Tengah per Oktober 2019.
Rehabilitasi itu akan menggunakan bantuan hibah luar negeri sebesar IDR 226,1 miliar.
Dari situs Kementerian Pendayagunaan Apartur Negar disebutkan bahwa Kementerian Keuangan pada 8 Oktober 2019 telah menandatangani bantuan hibah daerah sebesar Rp 1,9 triliun untuk Bupati Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong serta Walikota Palu.
Baca juga: Kisah Helmi, Penyintas Gempa Palu Sewakan Hanbok Korea di Hutan Kota
Bantuan hibah daerah itu akan digunakan untuk membantu perbaikan sebanyak 101.748 rumah.
Pemilik rumah yang masuk kategori rusak berat akan mendapatkan bantuan senilai Rp 50 juta dan kategori rusak sedang mendapatkan Rp 25 juta.
Sedangkan untuk rumah rusak ringan mendapatkan bantuan Rp 10 juta. Bantuan tersebut akan langsung dikirimkan ke rekening masing-masing pemilik rumah.
Baca juga: Bahagianya Anak-anak Korban Gempa Palu, Tak Lagi Belajar Beralaskan Perlak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.