Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Edy: Harga Ayam dan Telur Naik Gara-gara Bangkai Babi Dibuang ke Sungai

Kompas.com - 04/12/2019, 22:50 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.comGubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi melakukan inspeksi mendadak ke pusat pasar Kota Medan untuk memastikan harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Kesempatan ini digunakan para pedagang menyampaikan unek-uneknya, mulai dari uang parkir yang mahal untuk bongkar muat barang, kerapian, sampai harga yang sudah mahal dari distributor.

"Bisa tidak, sekali saja mereka bayar parkir? Satu lagi, ini pusat pasar sangat tidak nyaman, harusnya bisa buat orang nyaman berbelanja. Kalau begini siapa yang tahan lama-lama di sini? Pada lari ke supermarket-lah semua,” kata Edy, Rabu (4/12/2019).

Kemudian, soal naiknya harga telur dan ayam karena menurunnya minat masyarakat mengonsumsi ikan. 

Baca juga: Soal Beras Berbau Apak, Edy Rahmayadi: Jangan Jadi Polemik

"Kami sudah prediksi harga ayam dan telur akan naik gara-gara bangkai babi dibuang ke sungai," ucap Edy, yang datang bersama Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono, Kepala Bulog Divre Sumut Arwakhudin, dan Kepala Disperindag Sumut Zonny Waldi.

Tetty Simbolon, pedagang ikan membenarkan hal ini. Dia mengeluhkan sepinya pembeli dan menurunnya pendapatan pedagang ikan akibat pembuangan bangkai babi ke sungai.

Dia mengatakan, penurunan penjualan ikannya hampir 70 persen, padahal ikan berasal dari laut. Sementara bangkai babi, menurutnya hanya sampai pantai. 

“Jadi susah kami, padahal ikan itu kan asalnya dari tengah laut, bangkai babi-babi itu paling cuma sampai pantai. Ikan kena bangkai babi itu bohong,” kata dia.

Mendengar keluhan pedagang itu, Edy membenarkan kalau isu virus hog cholera yang menyerang binatang ternak babi membuat masyarakat meninggalkan kebiasaan makan ikan dan beralih mengkonsumsi daging, telur, atau ayam.

Dia mengimbau masyarakat bahwa virus hanya menyerang babi, tidak binatang lain atau tumbuhan.

"Dia khusus menyerang babi, saat ini dalam proses pemulihan dan Insya Allah dalam waktu dekat selesai. Masyarakat saya imbau tetap makan ikan karena sangat berguna untuk otak, tubuh sehat. Ke depan kami akan pulih lagi seperti seperti sedia kala," ucap dia.

Baca juga: Kunjungi Pusat Pasar di Medan, Edy Rahmayadi Temukan Beras Bau Apek

Selain ayam dan telur, komoditi yang mengalami penurunan adalah bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit. Sedangkan daging sapi stabil di harga Rp 110.000 per kilogram.

Usai meninjau pusat pasar, Edy dan rombongan menuju gudang Bulog Divre Sumut di Jalan Mustafa, Medan untuk melihat ketersediaan bahan pokok.

Saat ini, Bulog memiliki stok 53.384 ton beras dan 53,8 ton daging kerbau beku, cukup untuk tiga bulan ke depan. 

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal beras dan daging, belum lagi yang dari petani. Kami juga sudah menyerap 7.000 ton beras dari petani, belum termasuk beras dari pengusaha,” kata Kepala Bulog Divre Sumut Arwakhudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com