Kepada polisi AS mengaku meracuni istrinya karena cemburu saat istrinya mengaku memiliki hubungan dengan pria lain di tempat kerjanya.
AS bahkan menuduh bayi dalam kandungan M bukan anaknya.
Baca juga: Tragis, Perempuan ini Dijual Jadi PSK dan Diracun Suaminya Saat Hamil 8 Bulan
Surat yang berjudul "Ibu Guru, Kami Takut Meja Patah" tersebut ditulis oleh Diana Cristiana Da Costa Ati, salah satu Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua.
Saat dihubungi Kompas.com, Diana membenarkan surat terbuka tersebut dia tulis untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada hari Kamis (7/11/2019).
Dalam suratnya, Diana menceritakan begitu mirisnya kondisi gedung sekolah dan fasilitas bagi para siswa di pedalaman Mappi.
Diana menjelaskan, suatu ketika, ada seorang anak mencoba duduk, tetapi bangku tersebut roboh seketika. Diam-diam mereka sepakat untuk duduk di lantai. Saat hendak menulis di meja, mejanya bergoyang.
"Ibu guru, kami takut meja patah, kata seorang murid. Tidak lagi peduli pada meja dan bangku. Kami semua duduk melantai sambil belajar menulis abjad," tutur Diana dalam suratnya itu.
Baca juga: Ini Kondisi Sekolah di Papua yang Ditulis dalam Surat untuk Mendikbud Nadiem
Foto itu pertama kali diunggah akun Twitter @smpn3bayat pada Minggu (10/11/2019).
Kepala Sekolah SMPN 3 Bayat Chaterina Supartini membenarkan bahwa ada seorang guru yang mengajar di kelas 7C dengan memakai helm.
Saat itu, guru tersebut sedang mengajar mata pelajaran Seni dan Budaya.
"Sudah saya klarifikasi. Itu guru Seni dan Budaya," kata Chaterina saat ditemui Kompas.com di sekolah setempat, Senin.
Meski atap plafon nyaris runtuh, jelas Catherina, tidak sampai mengganggu kegiatan belajar dan mengajar (KBM) siswa di kelas.
Baca juga: Viral, Guru Mengajar Pakai Helm karena Atap Plafon Ruang Kelas Nyaris Runtuh
Massa anggota ormas datang saat pemutaran film berlangsung di Gedung Dewan Kesenian Lampung (DKL) Kompleks PKOR Way Halim, sekitar pukul 13.00 WIB.