KOMPAS.com - Saat seka ulang kasus tewasnya mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang, Sumsel, terlihat jelas ada tindak kekerasan yang dilakukan oleh 3 tersangka.
Mereka adalah senior Menwa yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Palembang.
Di salah satu adegan terlihat salah satu tersangka menendang kemaluan korban dari belakang saat korban hendak beraktivitas di pagi hari.
Sementara itu di Klaten, viral foto seorang guru mengajar menggunakan helm di kelas. Selain guru, di foto tersebut terlihat kondisi plafon yang rusak.
Foto itu pertama kali diunggah akun Twitter @smpn3bayat pada Minggu (10/11/2019).
Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:
Mereka adalah senior Menwa yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Palembang.
Ketikareka ulang ada adegan salah satu tersangka menendang kemaluan korban dari belakang saat korban hendak beraktivitas di pagi hari.
Korban bahkan sempat terguling di lapangan sambil memegang kemaluannya karena kesakitan.
Ada juga adegan kaki dan tubuh korban diikat dengan tali tambang oleh salah satu senior.
Namun, menurut pelaku yang mengikat, tindakan itu dilakukan untuk meluruskan kaki korban yang keram dan tidak bisa berjalan.
Beruntung nyawa M dan bayi dalam kandungannya selamat. Saat dilarikan ke rumah sakit, dokter langsung melakukan operasi caesar untuk menyelamatkan bayi.
Sehari-hari, M bekerja sebagai PSK. Ia dijual oleh suaminya untuk menutupi utangnya.
Kepada polisi AS mengaku meracuni istrinya karena cemburu saat istrinya mengaku memiliki hubungan dengan pria lain di tempat kerjanya.
AS bahkan menuduh bayi dalam kandungan M bukan anaknya.
Baca juga: Tragis, Perempuan ini Dijual Jadi PSK dan Diracun Suaminya Saat Hamil 8 Bulan
Saat dihubungi Kompas.com, Diana membenarkan surat terbuka tersebut dia tulis untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada hari Kamis (7/11/2019).
Dalam suratnya, Diana menceritakan begitu mirisnya kondisi gedung sekolah dan fasilitas bagi para siswa di pedalaman Mappi.
Diana menjelaskan, suatu ketika, ada seorang anak mencoba duduk, tetapi bangku tersebut roboh seketika. Diam-diam mereka sepakat untuk duduk di lantai. Saat hendak menulis di meja, mejanya bergoyang.
"Ibu guru, kami takut meja patah, kata seorang murid. Tidak lagi peduli pada meja dan bangku. Kami semua duduk melantai sambil belajar menulis abjad," tutur Diana dalam suratnya itu.
Baca juga: Ini Kondisi Sekolah di Papua yang Ditulis dalam Surat untuk Mendikbud Nadiem
Foto itu pertama kali diunggah akun Twitter @smpn3bayat pada Minggu (10/11/2019).
Kepala Sekolah SMPN 3 Bayat Chaterina Supartini membenarkan bahwa ada seorang guru yang mengajar di kelas 7C dengan memakai helm.
Saat itu, guru tersebut sedang mengajar mata pelajaran Seni dan Budaya.
"Sudah saya klarifikasi. Itu guru Seni dan Budaya," kata Chaterina saat ditemui Kompas.com di sekolah setempat, Senin.
Meski atap plafon nyaris runtuh, jelas Catherina, tidak sampai mengganggu kegiatan belajar dan mengajar (KBM) siswa di kelas.
Baca juga: Viral, Guru Mengajar Pakai Helm karena Atap Plafon Ruang Kelas Nyaris Runtuh
Massa anggota ormas datang saat pemutaran film berlangsung di Gedung Dewan Kesenian Lampung (DKL) Kompleks PKOR Way Halim, sekitar pukul 13.00 WIB.
Pemutaran film tersebut digelar oleh Klub Nonton.
Ormas tersebut menilai, film yang mewakili Indonesia pada Piala Oscar 2020 itu mengandung unsur lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) serta dikhawatirkan merusak moral generasi muda.
Ketua Klub Nonton Nada Bonang membenarkan bahwa pemutaran film itu dihentikan secara paksa saat sedang berlangsung.
“Ya, dihentikan secara paksa saat pemutaran sesi pertama tadi,” kata Nada.
Baca juga: Pemutaran Film Kucumbu Tubuh Indahku Dihentikan Paksa di Bandar Lampung
SUMBER: KOMPAS.com (Amriza Nursatria, Labib Zamani, Tri Purna Jaya | Editor : David Oliver Purba, Khairina, Michael Hangga Wismabrata, Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.