Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Kampung Purun, Hidup Sejahtera, Produk Tembus 4 Negara

Kompas.com - 12/11/2019, 06:01 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Khairina

Tim Redaksi

Seiring tingginya permintaan anyaman purun, Salasiah mengaku kewalahan.

Untuk memenuhi permintaan di Kalsel saja, Salasiah harus berbagi pekerjaan kepada kelompok-kelompok lain.

Belum lagi untuk memenuhi pasar internasional. Saat ini, menurutnya, sudah ada 4 negara yang rutin memesan anyaman purun dari Kampung Purun.

Negara-negara tersebut adalah Australia, Irak, Turki, dan Italia.

"Alhamdulillah kerajinan kami ini dilirik dan disukai. Kadang kami kewalahan memenuhi permintaan pasar. Apalagi saat ini sudah ekspor ke 4 negara," ucapnya bangga.

Untuk pasar lokal, anyaman purun yang paling banyak dipesan selain tikar adalah tas seminar. Selain itu ada juga polybag tempat botol minuman.

Harganya bervariasi, mulai dari Rp 2000 hingga Rp 35.000, tergantung motif dan besar kecilnya.

Baca juga: Spanduk Dirgahayu RI dari Anyaman Bekas Bungkus Kopi untuk Presiden RI

Selain Salasiah, ada juga Maimunah. Ibu rumah tangga ini juga berani banting setir menjadi penganyam purun.

Suaminya yang hanya buruh lepas membuatnya ikut belajar menganyam purun.

Maimunah mengatakan, sejak pandai membuat anyaman purun, ia bisa membantu mencari tambahan biaya hidup sehari-hari.

"Suami saya hanya buruh lepas, kalau saya tak bantu, hidup sulit. Tapi sekarang alhamdulillah karena purun kami tak risau lagi menyekolahkan anak-anak," ucap Maemunah.

Dalam sehari, baik Salasiah ataupun Maemunah mampu membuat anyaman purun sebanyak 30 buah.

Walaupun keuntungan membuat anyaman purun menggiurkan, ada kekhawatiran warga Kampung Purun.

Jika produksi anyaman purun warga terus berkembang, bukan tidak mungkin ketersedian bahan baku mulai menipis.

Kini, lanjut Maemunah bahan purun sebagai bahan baku tumbuh liar di lahan yang bukan milik mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com