Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Kampung Purun, Hidup Sejahtera, Produk Tembus 4 Negara

Kompas.com - 12/11/2019, 06:01 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Khairina

Tim Redaksi

Apalagi, kini banyak lahan yang sudah berubah menjadi perumahan.

Untuk itu, Maemunah memohon kepada pemerintah daerah untuk secepatnya menyediakan lahan khusus untuk budidaya purun agar ketersediaan bahan baku tetap terjaga.

"Untuk saat ini, bahan baku masih lancar, tapi purun itu kan tumbuh dilahan orang, bisa saja lahan-lahan itu akan jadi perumahan kelak sehingga suatu saat kami kekurangan bahan baku," cemasnya.

"Pemerintah pernah janji akan menyediakan lahan khusus untuk purun, semoga bisa direalisasikan segera," lanjut Maemunah berharap.

Saat ini, bahan baku mereka dapatkan dari pengumpul yang memetik langsung purun di lahan-lahan rawa.

Setelah dipetik, purun-purun kemudian dijual kepada para penganyam purun. Oleh pengumpul, seikat purun dijual seharga Rp. 5.000.

Seikat purun bisa menghasilkan 8 hingga 10 anyaman.

"Bahan bakunya kami beli juga dari pengumpul, mereka yang memetik langsung dilahan-lahan," tandas Maemunah.

Semenjak terkenal, Kampung Purun kini banyak dikunjungi pengunjung, baik yang hendak membeli, maupun yang ingin belajar membuat anyaman purun.

Kini hampir setiap warga memajang anyaman purun di halaman rumah sebagai contoh hasil anyaman purun.

Warga Kampung Purun pun berharap agar anyaman purun tidak hanya dikembangkan di kampung mereka.Tetapi, anyaman ini juga dikembangkan di tempat-tempat lain demi kesejahteraan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com