Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sulami "Manusia Kayu" Asal Sragen, 1 Tahun Hentikan Pengobatan, Bikin Kerajinan Tangan untuk Usir Bosan

Kompas.com - 10/07/2019, 13:28 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SRAGEN, KOMPAS.com - Tak ada perubahan dalam tubuh Sulami (38), manusia kayu asal Dukuh Selorejo Wetan RT 031, Desa Mojokerjo, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Tubuhnya masih kaku dan hanya bisa tegap. Meski masih bisa sedikit berjalan, Sulami harus menggunakan bantuan berupa tongkat.

Ketika hendak makan atau mandi, Sulami perlu bantuan orang lain untuk bangun dari tempat tidur, kemudian berjalan perlahan-lahan.

Sulami menderita sakit aneh sejak usia 12 tahun. Penyakit yang diderita Sulami bernama ankylosing spondylitis systemic sclerosis. Penyakit ini terjadi karena faktor genetik dan kekurangan nutrisi.

Sulami lebih banyak menghabiskan waktu berdiam di kamar. Dulu Sulami tinggal bersama neneknya. Setelah neneknya meninggal, Sulami kini tinggal bersama adiknya, Susilowati (25).

Susilowati dengan penuh kesabaran merawat Sulami di rumah. Mulai dari memandikan, ganti baju, hingga menyiapkan makanan bagi Sulami.

Baca juga: Gubernur Ganjar Targetkan Sulami Manusia Kayu Bisa Duduk

Sulami mengatakan sudah setahun menghentikan pengobatannya karena tidak ada perubahan. Sebelumnya, Sulami rutin melakukan pengobatan di RSUD dr Moewardi Surakarta.

"Sudah enggak lagi kontrol di rumah sakit. Sudah hampir satu tahun. Soalnya tidak ada perubahan," kata Sulami kepada Kompas.com, Rabu (10/7/2019).

Jual kerajinan mote

Sulami selalu menghabiskan waktu di rumah dengan berbaring di tempat tidur. Sementara untuk menghilangkan rasa bosan, Sulami membuat kerajinan tangan berbahan dasar mote.

Kerajinan tangan hasil karyanya sebagian dijual. Sebagian di antaranya dikasihkan secara sukarela kepada tamu yang datang ke rumah. Kerajinan tangan yang ia buat berupa tas, gantungan kunci, bros dan lainnya.

"Biar ada kegiatan di rumah saya bikin tas, gantungan kunci sama bros. Kadang berdiri, kadang sambil tiduran bikinnya (kerajinan tangan)," tuturnya.

Baca juga: Operasi Sulami yang Bertubuh Kaku Ditunda

Kerajinan tangan buatan Sulami dijual dengan harga bervariasi. Mulai yang paling murah Rp 7.000 untuk jenis gantungan kunci dan paling mahal Rp 125.000 untuk satu buah tas.

Sulami mengatakan membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan satu buah tas. Semua bahan dasar untuk membuat kerajinan tangan yang membelikan adalah adiknya.

"Saya bikin kerajinan tangan ini setiap pagi, siang sambil tiduran dan malam hari berdiri sambil nonton televisi," paparnya.

Tidak lanjut pengobatan

Adik Sulami, Susilowati mengatakan kakaknya sudah satu tahun tidak melanjutkan pengobatan di rumah sakit karena tidak ada perubahan dalam tubuh Sulami. 

Sementara untuk menjaga kondisi kesehatan Sulami, keluarga hanya mengandalkan obat herbal yang diberikan para dermawan.

"Mbak Sulami hanya mengkonsumsi obat herbal yang ngasih orang. Tapi tidak setiap hari," terangnya.

Baca juga: Tongkat dan Obat Khusus untuk Sulami

Susilowati mengatakan keluarga sudah berusaha maksimal demi kesembuhan Sulami. Berbagai pengobatan pun telah dijalani Sulami.

"Sampai saat ini belum ada perubahan dalam tubuh mbak Sulami. Keluarga penginnya mbak Sulami cepat sembuh," ucap Susilowati.(K136-17)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com