Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nglarak Blarak, Pacuan Kereta dengan Pelepah Kelapa yang Mendunia

Kompas.com - 30/09/2019, 09:37 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

 

 

KULON PROGO, KOMPAS.com - Tangan, kaki, dan tubuh Dinda Hapsari, 17 tahun, terlihat kuat.

Gadis ini asal Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinda dipercaya sebagai orang yang beraksi pertama dalam timnya. Tugasnya, menggiring ronjot dengan cara menggelindingkannya sampai pada suatu titik, kemudian menggendong ronjot itu, lantas mengambil sabut kulit luar kepala (warga menyebutnya sebagai sepet) dengan tongkat dahan pohon kelapa yang dibawanya.

Baca juga: Kurangi Pemakaian Gadget, Jabar Gandeng LPAI Kampanyekan Permainan Tradisional

Pelajar SMK 1 Kecamatan Panjatan itu lantas menggiring sepet seperti pemain golf menggiring bola golf menuju lubang.

Ronjot, warga setempat melafalkannya sebagai "kronjot", merupakan keranjang bulat yang kerap dipakai untuk menampung rumput pakan ternak.

Ketepatan, keterampilan menggelindingkan ronjot, dan menggiring sepet menjadi "menang langkah" awal bagi tim Desa Kranggan di babak-babak awal kompetisi Nglarak Blarak tingkat Kecamatan Galur.

Dinda menentukan "menang langkah" ini dan selalu membuat tim lawan tertinggal jauh.

"Melempar sepet itu bermain teknik. Kalau tidak pakai teknik maka sepet hanya akan sampai tengah saja dan tidak sampai ke sana (pemain berikutnya)," kata Dinda usai kemenangan pertamanya di hari itu di Lapangan Brosot, Minggu (29/9/2019).

Nglarak blarak merupakan permainan rakyat sejenis pacuan kereta yang terbangun dari blarak atau pelepah kelapa. Tiga pemuda kekar menarik kereta dengan sekuat tenaga mengelilingi sebuah arenapertandingan.

Bisa dibayangkan bagaimana sang joki yang perempuan harus memegang kendali dengan sangat kuat, menjaga keseimbangan tubuh, serta tidak takut sakit ketika jatuh terhempas akibat kencangnya kereta blarak yang dipacu.

Adu cepat berlangsung di lapangan dengan tanah keras dan berumput itu sebenarnya bikin jantung siapa pun dag dig dug tidak karuan sejak awal pertandingan berlangsung.

Semua serba berpacu. Penonton dibuat tegang.

“Rasanya senang. Kesulitan pada permainan ini angin kencang, kronjot ringan muternya. Terbawa angin adalah paling sulit,” kata Dinda.

Baca juga: Cara Kelurahan Kratonan, Solo Lestarikan Permainan Tradisional...

Permainan nglarak blarak belum selesai. Ronjot dan sepet yang digiring Dinda akan diterima dan dilanjutkan pemain berikutnya. Rekan Dinda selanjutnya bertubuh mungil.

Ia bertugas menerima ronjot dan sepet dari Dinda, lantas membawa semua itu dengan cara berjalan dalam ronjot. Otomatis itu dilakukan dengan melompat, sampai pada sudut di mana rekan lain menunggu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com