Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Kurangi Pemakaian Gadget, Jabar Gandeng LPAI Kampanyekan Permainan Tradisional

Kompas.com - 24/09/2019, 16:45 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
- Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) gandeng Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi untuk mengampanyekan permainan tradisional Sunda.

Hal itu dilakukan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Ketua LPAI Seto Mulyadi dengan ikut bermain menggunakan permainan tradisional bersama ratusan anak sekolah di halaman parkir barat Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (24/9/2019).

Ridwan Kamil pun mencoba keseruan berbagai permainan, mulai boy-boyan hingga sondah. Kampanye kerja sama antara Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) dan LPAI ini sendiri mengusung tema 'Asik Tanpa Gawai' alias Astaga.

Sejumlah permainan tradisional Sunda lainnya ikut diperkenalkan, antara lain engklek cingciripit, sorodot gaplok, sapintrong, dan galasin.

"Dengan LPAI, kami (Pemdaprov Jabar) mengampanyekan permainan tradisional untuk mengurangi penggunaan gadget melalui permainan motorik, tadi saya ikut boy-boyan, sondah, dan lainnya," kata Emil—sapaan akrab Ridwan Kamil.

Baca juga: Ini Cara Sikka Melestarikan Tarian dan Permainan Tradisional

Saat ini, Jawa Barat memiliki lebih dari 400 permainan tradisional, mulai dari yang menggunakan alat, tanpa alat, hingga permainan pikiran.

Permainan tersebut telah diteliti dan dibukukan Komunitas Hong—komunitas yang aktif melestarikan permainan tradisional khas Sunda.

"Ini menandakan tingginya adiluhung peradaban di tatar Jabar terkait yang namanya kegembiraan tanpa teknologi. Maka, kami bersama LPAI akan terus pertahankan dan lestarikan (permainan tradisional)," ucap Emil.

Sementara itu, Seto Mulyadi mengatakan anak-anak adalah peniru terbaik di dunia. Makanya, bila orangtua sibuk bermain gadget, maka jangan salahkan anak bila mengikuti kebiasaan tersebut.

Baca juga: Gasing Raksasa, Serunya Permainan Tradisional Masyarakat Munduk

"Akhirnya, anak-anak lebih gampang bertanya pada gadget tentang apa pun, yang dengan mudah dijawab oleh gadget. Bertanya ke orang tua malah susah, ini akan membuat anak frustrasi," tutur sosok yang akrab disapa Kak Seto ini.

Oleh karena itu, LPAI mencanangkan gerakan nasional Sasana alias 'Saya Sahabat Anak'.

Terkait permainan tradisional, Kak Seto mengatakan hal itu memiliki banyak manfaat yakni memicu perkembangan psikomotorik dan psikososial serta membangun nilai moral dan melatih kejujuran.

"Maka, gubernur juga harus menjadi Sahabat Anak. Jadi inilah yang mendorong kami untuk menggerakkan semua jadi Sahabat Anak supaya tercipta kota/ kabupaten ramah anak hingga ujungnya Indonesia Layak Anak," tutupnya.

Ramah anak

Pemdaprov Jabar sendiri terus berupaya mewujudkan seluruh 27 wilayahnya menjadi kabupaten atau kota yang ramah anak. Adapun salah satu indikator ramah anak yakni tersedianya ruang permainan anak.

Perlu diketahui, dari 27 kabupaten/kota di Jabar, 24 daerah di antaranya sudah dinyatakan ramah anak oleh pemerintah pusat. Jumlah itu menjadikan Jabar sebagai provinsi dengan kabupaten/kota ramah anak terbanyak di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com