Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rayakan Keberagaman dengan Flash Mob Tari Ketuk Tilu di Bandung

Kompas.com - 02/09/2019, 17:22 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ratusan warga Bandung menari serempak tarian darah 'Ketuk Tilu' di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Minggu (1/9/2019).

Kegiatan yang diinisiasi oleh komunitas Rumpun Indonesia itu tercatat dihadiri sedikitnya 500 penari lintas usia yang hadir dengan mengenakan pakaian tradisional dengan bergam warna.

Kegiatan ini merupakan gerakan estafet merawat keberagaman dan melestarikan budaya daerah yang diinisiai oleh para aktivis perempuan.

Flash mob itu sekaligus meruakan jawaban atas tantangan setelah ratusan penari Jakarta sukses menggelar flash mob #JakartaCokekan.

Baca juga: Emak-emak di Pontianak Heboh Melihat Sandi Menari Dayak

Kegiatan itu diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza, doa untuk negeri dari perwakilan lintas agama. Selanjutnya tarian dipimpin oleh Ine Arini sebagai penari utama.

Salah satu pendiri komunitas Rumpun Indonesia, Marintan Sirait mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan tarian Ketuk Tilu sebagai salah satu kekayaan budaya Priangan di Jawa Barat kepada masyarakat luas.

Kegiatan menari bersama di kota Bandung ini, lanjut dia, tidak hanya menarik perhatian perempuan, namun juga para laki-laki dari berbagai kota di Jawa Barat.

"Kegiatan ini juga upaya mengembalikan nilai-nilai kearifan lokal keberagaman seni budaya sebagai pemersatu identitas persatuan bangsa Indonesia," ujar Marintan.

Ketua INDONESIA.ID, Eva Simanjuntak mengatakan, antusiasme para peserta adalah cerminan kegelisahan bersama di masyarakat untuk bahu-membahu melawan intoleransi demi menjaga Indonesia.

Dengan tarian bersama ini, diharapkan masyarakat luas, khususnya kota Bandung, menyadari kembali bahwa gerakan budaya adalah pemersatu perbedaan untuk menghargai keberagaman ekspresi dan menghargai toleransi di bumi nusantara.

"Tidak boleh ada paksaan dalam bentuk apa pun terhadap keberagaman identitas karena tidak ada satu pun manusia dengan identitas tunggal di Indonesia. Seni tari dipilih sebagai strategi budaya yang berakar dari nilai-nilai kearifan lokal untuk menjaga tradisi dan menggerakkan kesadaran untuk mencintai keberagaman sebagai DNA Indonesia," paparnya.

Baca juga: Ketika Warga Ngada NTT Menari Sambut Kedatangan 6 Komodo...

Selanjutnya, Kota Bandung akan menantang Kota Medan dalam gerakan estafet menjaga keberagaman Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com