Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Perayaan Sambut Tahun Baru Islam di Nusantara, Kirab Pusaka hingga Ziarah di Gunung Lawu

Kompas.com - 02/09/2019, 05:41 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Peringatan Tahun Baru Islam yang jatuh pada Minggu (1/9/2019) dirayakan secara meriah di beberapa wilayah di Indonesia.

Sebagian masyarakat khususnya masyarakat Jawa menyebutnya dengan bulan Suro.

Saat bulan Suro, beberapa masyarakat menggelar tradisi seperti Kirab Pusaka Malam 1 Suro yang dilakukan di Pura Mangkunegaran.

Sementara di Magetan, ratusan orang akan mendaki Gunung lawu saat malam 1 Suro untuk melakukan ritual di petilasan.

Berikut 7 perayaan sambut Tahun Baru Islam di Nusantara:

 

1. Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Surakarta

Sejumlah pawang menenangkan Kerbau Bule keturunan Kyai Slamet saat kirab pusaka memperingati malam 1 Sura di Keraton Kasunanan Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (07/12/2010). Kerbau bule yang dikirab pada tahuin ini keluar mengawali kirab sebelum waktunya.TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI Sejumlah pawang menenangkan Kerbau Bule keturunan Kyai Slamet saat kirab pusaka memperingati malam 1 Sura di Keraton Kasunanan Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (07/12/2010). Kerbau bule yang dikirab pada tahuin ini keluar mengawali kirab sebelum waktunya.
Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat gelar Kirab Pusaka Malam 1 Suro dengan mengarak 9 pusaka dan 9 ekor bule keturunan Kyai Slamet.

Kirab dilakukan pada Sabtu (31/8/2019).

Pengageng Parentah Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat, KGPH Adipati Dipokusumo mengatakan Kirab Pusaka Malam 1 Suro merupakan warisan peninggalan Sultan Agung Hanyokrokusumo yang bertujuan untuk memperingati tahun baru muharram.

"Peringatan tahun baru muharram terdiri dari lima acara, salah satunya adalah kirab," tutur KGPH Adipati Hanyokrokusumo.

Angka 9 adalah refleksi kekayaan budaya yang berkaitan dengan nilai luhur Bangsa Indonesia.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Tradisi Khas Keraton Surakarta, Kirab Kebo Bule

 

2. Berziarah ke Gunung Lawu

Gunung Lawu dilihat dari Bukit Mongkrang Karanganyar.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Gunung Lawu dilihat dari Bukit Mongkrang Karanganyar.
Ratusan pendaki dan peziarah mendaki Gunung Lawu pada Malam Tahun Baru Islam atau dalam kalender Jawa adalah Malam 1 Suro.

Dikutip dari KompasTravel, Sabtu (31/08/2019) jumlah pendaki dari pintu Cemara Sewu pada pukul 19.3) WIB sudah mencapai 800 orang lebih.

Bukan hanya pendaki, merak juga peziarah yang akan melakukan ritual malam 1 Suro.

Di Gunung Lawu ada petilasan tempat moksa Raja Terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya yang terdapat di Hargo Dalem, tepat di bawah puncak Hargo Dumilah.

Baca juga: Mendaki dan Berziarah ke Gunung Lawu Saat Malam 1 Suro

 

3. Ada pawai hadrah di Kota Ambon

Puluhan peserta budaya islam memeriahkan perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1441 Hijriah di Ambon, Minggu (1/9/2019)KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Puluhan peserta budaya islam memeriahkan perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1441 Hijriah di Ambon, Minggu (1/9/2019)
Ambon Youth Muslim Community menggelar Festival Budaya Islam yang dirangkai dengan pawai hadrah untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharam 1441 Hijriyah di Kota Ambon, Minggu (1/9/2019).

Ada ribuan peserta yang terbagi dalam 35 kelompok. Mereka tidak hanya mengenakan pakaian identik dengan Islam seperti gamis dan sorban. Peserha juga mengenakan pakaian adat nusantar, kebaya hingga setelan jas.

Ribuan peserta Festival Budaya Islam ini dilepas oleh Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dari pintu gerbang Masjid Raya Al Fatah Ambon.

Baca juga: Pawai Hadrah Meriahkan Perayaan Tahun Baru Islam di Ambon

 

4. Lamongan Muharam Festival

Agenda pergantian Tahun Baru Islam di Lamongan, ditandai dengan pemukulan bedug dan kentongan bersama oleh jajaran Forkopimda, yang sekaligus penanda dimulainya Lamongan Muharram Festival.Dok. Humas Pemkab Lamongan Agenda pergantian Tahun Baru Islam di Lamongan, ditandai dengan pemukulan bedug dan kentongan bersama oleh jajaran Forkopimda, yang sekaligus penanda dimulainya Lamongan Muharram Festival.
Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menggelar festival bertajuk Lamongan Muharam Festival.

Sekretaris Daerah (Sekda) Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan pada festival tersebut akan digelar lomba kaligrafi, desain busana muslim, wisuda para tahfidz Al Quran, pawai lampion, hingga Lamongan bershalawat bersama majelis.

Festival tersebut diawali dengan pawai lampion pada Sabtu (31/8/2019).

Warga cukup antusias untuk melihat Lamongan Muharam Festival yang diselenggarakan.

Mereka berbondong menyaksikan jalannya festival, terutama pawai lampion yang memang dilakukan dengan mengelilingi beberapa ruas jalan protokol yang ada di kota Lamongan.

Baca juga: Mulai Pukul Bedug hingga Pawai Lampion, Tandai Peringatan Tahun Baru Islam di Lamongan

 

5. Tradisi Nganggung di Bangka Belitung

Masyarakat menggelar tradisi Nganggung 1 Muharam di Pangkalarang, Pangkal Pinang, Minggu (1/9/2019).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Masyarakat menggelar tradisi Nganggung 1 Muharam di Pangkalarang, Pangkal Pinang, Minggu (1/9/2019).
Nganggung atau makan bersama menggunakan dulang menjadi tradisi yang digelar di berbagai tempat di Kepulauan Bangka Belitung dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam.

Di Masjid Baitul Amin Pangkalarang, Pangkal Pinang, Minggu (1/9/2019), tradisi tersebut diikuti oleh seribu warga.

Masing-masing keluarga membawa satu dulang yang berisi makanan dengan lauk pauk untuk 5 sampai 6 orang.

Sekretaris Daerah Kota Pangkal Pinang Ratmida Dawam mengatakan, kegiatan Nganggung di daerah Pangkalarang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.

Kegiatan tersebut telah menjadi agenda resmi Pemkot Pangkalpinang dengan melibatkan swadaya masyarakat.

"Masyarakat bersama-sama membawa dulang dan berkumpul di masjid ini. Semuanya duduk menikmati hidangan bersama-sama," kata Ratmida saat menghadiri acara Nganggung, Minggu pagi.

Baca juga: Tradisi Nganggung di Pangkal Pinang Ajarkan Semangat Gotong Royong

 

6. Wayang dayang cilik di Kulon Progo

Ratusan anak ikut menarikan wayang kertas ketika menyaksikan dalang cilik Kevin Rabbani beraksi di panggung wayang di Balai Desa Tayuban, Panjatan, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Wayang kertas di tangan anak-anak itu jadi seperti mainan yang menyenangkan mereka.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Ratusan anak ikut menarikan wayang kertas ketika menyaksikan dalang cilik Kevin Rabbani beraksi di panggung wayang di Balai Desa Tayuban, Panjatan, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Wayang kertas di tangan anak-anak itu jadi seperti mainan yang menyenangkan mereka.
Warga Desa Tauyuban, Kabupaten Kulon Progo menggelar tradisi merti desa atau bersih desa yang diikuti oleh 7 dusun.

Tradisi terebut merupakan tradisi tahunan dalam rangka mengucap syukur.

Pada trasidi yang digelar Sabtu (31/8/2019), digelar pertunjukan wayang kulit yang dibawakan dalang cilik, Kevin Rabbani yang masih berusia 11 tahun.

Dalang cilik itu memainkan lakin perseteruan antara Gatotkaca, putra Bimasena dengan Setijo, putra Sri Kresna.

Ratusan bocah ikut duduk berjajar rapi di bawah panggung tempat Kevin menjadi dalang.

Masing-masing anak membawa wayang kertas dan menancapkannya pada batang pisang di hadapan mereka. Ada yang menarikan wayang kertasnya, gunungannya, dan hanya sedikit sekali yang cuma diam.

“Kami ingin nguri-uri kabudayan dalam hal ini seni pedalangan karena ini adalah sejarah dari desa ini,” kata Danang Nur Widaryanto, Pendamping Desa Budaya Tayuban.

Baca juga: Doa dari Desa Para Dalang: Anak-anak yang Selalu Main HP Jadi Cinta Wayang...

 

7. Pawai taaruf dan makan nasi kuning di Sumedang

Usai pawai taaruf keliling kota, ribuan warga Sumedang makan bersama di halaman Masjid Agung Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (31/8/2019) malam. AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Usai pawai taaruf keliling kota, ribuan warga Sumedang makan bersama di halaman Masjid Agung Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (31/8/2019) malam. AAM AMINULLAH/KOMPAS.com
Sambut tahun baru 1441 Hijriah, ribuan warga Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, melakukan pawai taaruf keliling kota, Sabtu (31/8/2019) sore.

Selain mengenakan busana muslim, sekitar 6,000 warga yang mengikuti pawai taaruf ini juga mengenakan pakaian adat khas Sunda.

Setelah berkeliling wilayah Sumedang kota, seluruh peserta pawai taaruf berkumpul di Masjid Agung Sumedang dan bersama-sama menyantap nasi tumpeng.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk syiar Islam dan sebagai refleksi peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

"Tahun baru Islam merupakan hari yang bersejarah bagi umat Islam di seluruh dunia sehingga perlu kita refleksi kembali dan semoga apa yang kita lakukan hari ini dapat bernilai ibadah," ujarnya.

Baca juga: Sambut Tahun Baru Islam, Ribuan Warga Sumedang Pawai Taaruf dan Santap Nasi Kuning

 

SUMBER: KOMPAS.com (Anggara Wikan Prasetya, Rahmat Rahman Patty, Hamzah Arfah, Heru Dahnur, Dani Julius Zebua, Aam Aminullah), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com