Salin Artikel

7 Perayaan Sambut Tahun Baru Islam di Nusantara, Kirab Pusaka hingga Ziarah di Gunung Lawu

Sebagian masyarakat khususnya masyarakat Jawa menyebutnya dengan bulan Suro.

Saat bulan Suro, beberapa masyarakat menggelar tradisi seperti Kirab Pusaka Malam 1 Suro yang dilakukan di Pura Mangkunegaran.

Sementara di Magetan, ratusan orang akan mendaki Gunung lawu saat malam 1 Suro untuk melakukan ritual di petilasan.

Berikut 7 perayaan sambut Tahun Baru Islam di Nusantara:

Kirab dilakukan pada Sabtu (31/8/2019).

Pengageng Parentah Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat, KGPH Adipati Dipokusumo mengatakan Kirab Pusaka Malam 1 Suro merupakan warisan peninggalan Sultan Agung Hanyokrokusumo yang bertujuan untuk memperingati tahun baru muharram.

"Peringatan tahun baru muharram terdiri dari lima acara, salah satunya adalah kirab," tutur KGPH Adipati Hanyokrokusumo.

Angka 9 adalah refleksi kekayaan budaya yang berkaitan dengan nilai luhur Bangsa Indonesia.

 

Dikutip dari KompasTravel, Sabtu (31/08/2019) jumlah pendaki dari pintu Cemara Sewu pada pukul 19.3) WIB sudah mencapai 800 orang lebih.

Bukan hanya pendaki, merak juga peziarah yang akan melakukan ritual malam 1 Suro.

Di Gunung Lawu ada petilasan tempat moksa Raja Terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya yang terdapat di Hargo Dalem, tepat di bawah puncak Hargo Dumilah.

Ada ribuan peserta yang terbagi dalam 35 kelompok. Mereka tidak hanya mengenakan pakaian identik dengan Islam seperti gamis dan sorban. Peserha juga mengenakan pakaian adat nusantar, kebaya hingga setelan jas.

Ribuan peserta Festival Budaya Islam ini dilepas oleh Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dari pintu gerbang Masjid Raya Al Fatah Ambon.

 

Sekretaris Daerah (Sekda) Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan pada festival tersebut akan digelar lomba kaligrafi, desain busana muslim, wisuda para tahfidz Al Quran, pawai lampion, hingga Lamongan bershalawat bersama majelis.

Festival tersebut diawali dengan pawai lampion pada Sabtu (31/8/2019).

Warga cukup antusias untuk melihat Lamongan Muharam Festival yang diselenggarakan.

Mereka berbondong menyaksikan jalannya festival, terutama pawai lampion yang memang dilakukan dengan mengelilingi beberapa ruas jalan protokol yang ada di kota Lamongan.

 

Di Masjid Baitul Amin Pangkalarang, Pangkal Pinang, Minggu (1/9/2019), tradisi tersebut diikuti oleh seribu warga.

Masing-masing keluarga membawa satu dulang yang berisi makanan dengan lauk pauk untuk 5 sampai 6 orang.

Sekretaris Daerah Kota Pangkal Pinang Ratmida Dawam mengatakan, kegiatan Nganggung di daerah Pangkalarang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.

Kegiatan tersebut telah menjadi agenda resmi Pemkot Pangkalpinang dengan melibatkan swadaya masyarakat.

"Masyarakat bersama-sama membawa dulang dan berkumpul di masjid ini. Semuanya duduk menikmati hidangan bersama-sama," kata Ratmida saat menghadiri acara Nganggung, Minggu pagi.

 

Tradisi terebut merupakan tradisi tahunan dalam rangka mengucap syukur.

Pada trasidi yang digelar Sabtu (31/8/2019), digelar pertunjukan wayang kulit yang dibawakan dalang cilik, Kevin Rabbani yang masih berusia 11 tahun.

Dalang cilik itu memainkan lakin perseteruan antara Gatotkaca, putra Bimasena dengan Setijo, putra Sri Kresna.

Ratusan bocah ikut duduk berjajar rapi di bawah panggung tempat Kevin menjadi dalang.

Masing-masing anak membawa wayang kertas dan menancapkannya pada batang pisang di hadapan mereka. Ada yang menarikan wayang kertasnya, gunungannya, dan hanya sedikit sekali yang cuma diam.

“Kami ingin nguri-uri kabudayan dalam hal ini seni pedalangan karena ini adalah sejarah dari desa ini,” kata Danang Nur Widaryanto, Pendamping Desa Budaya Tayuban.

 

Selain mengenakan busana muslim, sekitar 6,000 warga yang mengikuti pawai taaruf ini juga mengenakan pakaian adat khas Sunda.

Setelah berkeliling wilayah Sumedang kota, seluruh peserta pawai taaruf berkumpul di Masjid Agung Sumedang dan bersama-sama menyantap nasi tumpeng.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk syiar Islam dan sebagai refleksi peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

"Tahun baru Islam merupakan hari yang bersejarah bagi umat Islam di seluruh dunia sehingga perlu kita refleksi kembali dan semoga apa yang kita lakukan hari ini dapat bernilai ibadah," ujarnya.

 

SUMBER: KOMPAS.com (Anggara Wikan Prasetya, Rahmat Rahman Patty, Hamzah Arfah, Heru Dahnur, Dani Julius Zebua, Aam Aminullah), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2019/09/02/05410041/7-perayaan-sambut-tahun-baru-islam-di-nusantara-kirab-pusaka-hingga-ziarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke