Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asinnya Industri Garam di Negeri Ini, Harga Terjun Bebas hingga Impor Terlalu Banyak

Kompas.com - 23/08/2019, 07:02 WIB
Rachmawati

Editor

"Harga anjlok sejak bulan ini, awal Agustus. Padahal seharusnya ini lagi musim panen," kata dia, Rabu (14/8/2019).

Padahal ada puluhan petani garam yang mengolah lahan seluas 30 hektare di kecamatan tersebut yang mengalami nasib serupa.

Baca juga: Jeritan Petani Garam Pantura Saat Harga Terjun Bebas...

Padahal untuk mengelola garam di luas lahan satu hektare, petani membutuhkan modal Rp 20 juta.

Jangankan untung, untuk mengembalikan modal saja tidak cukup.

Sebagian petani garam memilih menjualnya karena didesak kebutuhan dan sebagian lain menyimpannya sementara hingga harga stabil.

Ada beberapa kecamatan di Brebes yang terkena imbas anjloknya harga garam seperti Kecamatan Tanjung, Wanasari, Brebes, dan beberapa desa di Kecamatan Losari.

Ketua Kelompok Tani (Gapoktan) Garam Desa SawojajarArif Ghoni mengungkapkan, anjloknya harga garam terjadi sejak Juni 2019..

Ia menyakini masuknya garam impor menjadi salah satu penyebab harga garam lokal terjun bebas.

Baca juga: Dampak Kebocoran Minyak Pertamina, Petani Garam Tak Panen Selama Seminggu

Sementara itu di Karawang, para petani garam di Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran memilih tidak produksi karena tambah garam mereka terpapar tumpahan minyak akibat kebocoran pada anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore Nort West Java (PHE ONWJ).

"Selama seminggu dari tanggal 20 hingga 27 Juli kami tidak panen (garam)," ujar Ketua Koperasi Garam Segarajaya Karawang, Aep Suhardi, saat dihubungi, Senin (29/7/2109).

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, air yang terpapar minyal di lahan mereka langsung dikeluarkan kembali.

Mereka khawatir hal itu akan berpengaruh terhadap garam hasil produksi.

Di Ciparage sendiri, sekitar 40 persen tambak garam yang terdampak.

"Bahan baku garam adalah air laut. Kalau air lautnya terpapar minyak, kami tidak bisa berproduksi," kata dia.

Baca juga: Susi: Harga Garam Petani Anjlok Karena Impor Berlebih dan Bocor

Di kawasan tersebut, dalam sehari satu tambak dapat menghasilkan 100 tom garam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com