Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Puluhan Polisi Riau, 3 Hari Tidur di Hutan Gambut demi Padamkan Karhutla yang Membandel

Kompas.com - 09/08/2019, 06:36 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

"Nginap (di hutan) sampai clear api dan asap," kata Kaswandi.

Selain kepolisian, juga ada petugas gabungan lainnya. Mereka bahu membahu memadamkan api.

"Dari TNI ada 8 orang, petugas Balai TNTN 10 orang dan dari pemerintah kecamatan 12 orang. Kami semuanya menginap disini (hutan TNTN)," sebut Kaswandi.

Api sulit dipadamkan, peralatan seadanya

Meski pemadaman api sulit dilakukan, upaya keras petugas membuahkan hasil. Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi menyebut, sebagian besar titik api sudah berhasil dipadamkan. 

"Beberapa titik api sudah padam, kita lanjutkan pendinginan," ujarnya.

Kaswandi mengatakan, kawasan TNTN yang terbakar merupakan gambut dan semak belukar. Kedalaman gambut mencapai dua sampai tiga meter, yang terus mengeluarkan asap.

Hal ini tentunya sangat menyulitkan petugas memadamkan api. Di tambah lagi sulitnya air.

"Kendala kita, cuaca juga panas, angin kencang sering berubah arah, tidak ada sumber air," kata Kaswandi.

Upaya pemadaman, sambung dia,  menggunakan beberapa mesin pompa air. Namun, pemadaman juga dilakukan dengan manual.

Baca juga: Karhutla Buat Petani di Kalbar Gagal Panen hingga Rugi Ratusan Juta

"Pemadaman manual berjalan kaki dan pakai sepeda motor menjangkau titik api.  Alat manual yang digunakan parang, tas air dan ranting kayu," sebutnya.

Upaya keras petugas ini untuk menekan penyebaran asap karhutla. Karena saat ini beberapa wilayah sudah dilanda kabut asap.

"Kami akan terus berupaya maksimal menanggulangi karhutla ini. Dan kita berdoa hujan segera turun di lokasi supaya api cepat padam. Kemudian imbauan kita ke masyarakat, agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar," pungkas Kaswandi Irwan.

Jokowi ancam copot Kapolda dan Pangdam

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengultimatum akan mencopot jajaran kepolisian dan TNI yang gagal mengatasi kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Indonesia.

Jokowi mengatakan, dibandingkan 2015 lalu, kondisi kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini memang turun 81 persen.

Tetapi, jika dibandingkan dengan 2018, kebakaran hutan dan lahan tahun ini mengalami kenaikan.

"Ini yang tidak boleh. Harusnya tiap tahun turun, turun, turun terus. Menghilangkan total memang sulit tetapi harus tekan turun," kata dia.

Baca juga: Jokowi Kembali Ancam Copot Pangdam dan Kapolda jika Tak Mampu Atasi Karhutla

 

Untuk itu, Jokowi menegaskan bahwa ada aturan untuk mencopot pimpinan kepolisian dan TNI jika terjadi kebakaran hutan dan lahan di daerahnya.

Ia memastikan, ancaman itu masih berlaku hingga saat ini.

"Saya telepon Panglima TNI, saya minta dicopot yang tidak bisa mengatasi. Saya telepon lagi, tiga atau empat hari yang lalu kepada Kapolri, copot kalau enggak bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com