Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Tangkuban Parahu, Sepekan Warga Cium Bau Belerang dari Pagi hingga Sore

Kompas.com - 03/08/2019, 16:09 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Sepekan lebih warga permukiman kebun teh Sukawana, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, menghirup aroma belerang pasca-erupsi Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat (Jabar).

Ketua RW 12 Desa Karyawangi (kebun teh Sukawana) Dayat (37) mengatakan, aroma bau belerang timbul dengan tidak menentu.

Bau belerang timbul seiring adanya aktivitas vulkanik di Tangkuban Parahu.

"Kadang-kadang dari pagi sampai sore juga bau, tergantung itu (erupsi)," kata Dayat saat ditemui di gerbang pos penjagaan kebun teh Sukawana, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (3/8/2019).

Baca juga: Gunung Tangkuban Parahu Berstatus Waspada, Penerbangan di Bandung Aman

Saat erupsi Gunung Tangkuban Parahu pertama pada Jumat (26/7/2019), dia menuturkan abu vulkanik sempat turun di pemukiman tersebut. Saat itu ketebalan abu vulkanik mencapai setengah sentimeter.

Selain itu, aroma belerang saat erupsi pertama adalah yang paling menyengat. Sebelumnya, aroma belerang memang suka tercium saat ada aktivitas vulkanik.

"Saya juga yang sudah tinggal di sini lama, yang sekarang itu yang paling parah. Bau nya paling terasa," kata dia.

Dayat mengatakan, sejauh ini belum ada warga yang mengalami sesak napas akibat peristiwa fenomena alam tersebut.

Baca juga: PVMBG: Erupsi Tangkuban Parahu Berskala Kecil, Masih di Dalam Kawah

 

Namun sejumlah warga ada yang mengeluh peternakan dan pengolahan daun teh mereka terganggu.

"Dari Jumat pekan kemarin itu bau nya sempat menurun, cuma dari kemarin hari Kamis itu ada pemberitahuan lagi katanya naik lagi levelnya," ujar dia.

Hingga kini sejumlah petugas dari Basarnas, Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah turun untuk memberikan bantuan.

Bantuan yang diterima warga berupa masker untuk mengantisipasi sesak napas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com