Salin Artikel

Erupsi Tangkuban Parahu, Sepekan Warga Cium Bau Belerang dari Pagi hingga Sore

Ketua RW 12 Desa Karyawangi (kebun teh Sukawana) Dayat (37) mengatakan, aroma bau belerang timbul dengan tidak menentu.

Bau belerang timbul seiring adanya aktivitas vulkanik di Tangkuban Parahu.

"Kadang-kadang dari pagi sampai sore juga bau, tergantung itu (erupsi)," kata Dayat saat ditemui di gerbang pos penjagaan kebun teh Sukawana, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (3/8/2019).

Saat erupsi Gunung Tangkuban Parahu pertama pada Jumat (26/7/2019), dia menuturkan abu vulkanik sempat turun di pemukiman tersebut. Saat itu ketebalan abu vulkanik mencapai setengah sentimeter.

Selain itu, aroma belerang saat erupsi pertama adalah yang paling menyengat. Sebelumnya, aroma belerang memang suka tercium saat ada aktivitas vulkanik.

"Saya juga yang sudah tinggal di sini lama, yang sekarang itu yang paling parah. Bau nya paling terasa," kata dia.

Dayat mengatakan, sejauh ini belum ada warga yang mengalami sesak napas akibat peristiwa fenomena alam tersebut.

Namun sejumlah warga ada yang mengeluh peternakan dan pengolahan daun teh mereka terganggu.

"Dari Jumat pekan kemarin itu bau nya sempat menurun, cuma dari kemarin hari Kamis itu ada pemberitahuan lagi katanya naik lagi levelnya," ujar dia.

Hingga kini sejumlah petugas dari Basarnas, Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah turun untuk memberikan bantuan.

Bantuan yang diterima warga berupa masker untuk mengantisipasi sesak napas.

https://regional.kompas.com/read/2019/08/03/16093321/erupsi-tangkuban-parahu-sepekan-warga-cium-bau-belerang-dari-pagi-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke