Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Relokasi Warga Ahmadiyah di Lombok Timur, Dianggap Tak Mau Berbaur hingga Rindu Kampung Halaman

Kompas.com - 18/06/2019, 17:18 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3. Warga Ahmadiyah akan direlokasi 

Jemaah Ahmadiyah asal Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, rencananya akan direlokasi ke tempat aman yakni di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.

Saat ini proses relokasi masih berlangsung sebab jemaah Ahmadiyah tidak satu suara soal relokasi tersebut serta pihak aparat masih melakukan koordinasi dengan warga agar mau menerima jemaah Ahmadiyah tersebut.

Syafii menjelaskan, jemaah Amhadiyah tersebut direlokasi setelah diusir dan dirusak rumahnya oleh warga sekitar.

“Rencananya, kami kami akan merolakasi jemaah Ahmadiah ke Sembalun, namun sampai saat ini warga Sembalun belum bisa menerima keberadaan jemaah Ahmadiyah,” kata Syafii saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (17/6/2019).

Baca juga: Jemaah Ahmadiyah Akan Direlokasi ke Kecamatan Sembalun di Lombok Timur

4. Rindu kampung halaman, warga Ahmadiyah Lebaran di pengungsian

Lombok Timur, Kompas.Com inilah suasana di pengungsian jemaat ahmadiyah di Selong Lombok Timurkompas.com/fitri.r Lombok Timur, Kompas.Com inilah suasana di pengungsian jemaat ahmadiyah di Selong Lombok Timur

Seperti diketahui, pada tanggal 19 Mei 2018 lalu, jemaah Ahmadiyah mendapatkan serangan dan pengusiran oleh warga desa setempat.

Akibatnya, rumah mereka rusak dan terpaksa tinggal di Lokal Latihan kerja (LLK).

Jemaah Ahmadiyah yang tinggal di LLK sebanyak delapan kepala keluarga dengan total 24 orang yang terdiri dari 10 anak-anak, tiga lansia, dan 11 orang dewasa.

Edi Sucipto (37), salah satu jemaah Ahmadiah menceritakan bahwa dirinya sangat merindukan lebaran di kampung halamanya dan kumpul bersama keluarga dekatnya.

“Coba bayangkan perasan mas jika dipisahkan secara dipaksa. Tidak bisa berkumpul sama orang tua saat lebaran, pasti sedih. Begitupun kami. Kami udah dua kali tidak bisa berkumpul sama orang tua dan orang terdekat kami, kata Edi sambil berlinangan air mata saat bercerita kepada Kompas.com, Jumat (7/6/2019).

Baca juga: YLBHI Menduga Ada Oknum Aparat Terlibat dalam Penyerangan Ahmadiyah Lombok Timur

5. Bantuan pemerintah hanya selama tiga bulan

Para anak-anak Jamaah Ahmadiyah saat diminta berfoto bersama oleh kompas.com Jumat (7/6/201)KOMPAS.com/IDHAM KHALID Para anak-anak Jamaah Ahmadiyah saat diminta berfoto bersama oleh kompas.com Jumat (7/6/201)

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama di pengungsian, para jemaah Ahmadiyah harus mencari pekerjaan baru seperti berdagang dan menjadi tukang.

“Kalau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya sendiri bekerja sebahai tukang bangunan rumah. Ada juga yang berjualan di pasar," jelas Edi.

Ia mengakui pernah mendapat bantuan oleh pemerintah, namun hanya sementara.

"Memang pernah diberikan bantuan sama pemerintah namun itu hanya tiga bulan. Selepas itu tidak ada lagi," ungkapnya.

Sementara itu Marini, salah seorang warga Ahmadiyah menuturkan merasakan suasana puasa dan lebaran di tempat pengungsian yang berbeda.

Saat di kampungnya, ia masih sering membuat kolak dari hasil pertaniannya. Namun sekarang untuk menikmati kolak, dia harus membelinya.

Baca juga: Lebaran di Pengungsian, Jemaah Ahmadiyah Rindu Kampung Halaman

Sumber: KOMPAS.com (Idham Khalid)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com