Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Heboh Warung Tegal Jual Menu Seharga Rp 700.000 | Label "Keluarga Miskin" di Rembang

Kompas.com - 01/06/2019, 07:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah warung lesehan milik Bu Anny di Tegal menadak viral setelah menjual dua porsi makanan "seafood" dengan harga fantastis, yaitu Rp 700.000.

Hal itu terungkap setelah seorang pembeli di warung itu mengunggah pengalamannya di media sosial.

Setelah viral, pemilik warung lesehan, Bu Anny, akhirnya bersuara. Dirinya mengaku jika harga tersebut sudah mendapat discount atau potongan.

Sementara itu, berita tentang 163 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan ( PKH) di Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mengundurkan diri dari program bantuan sosial tersebut. Pasalnya, mereka malu tembok rumahnya dipasangi label "Keluarga Miskin".

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Warung di Tegal jadi viral usai jual menu seharga Rp 700.000

Warung lesehan Lamongan Bu Anny di Jalan Hos Cokroaminoto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang mendadak viral hingga dicibir warganet karena harganya yang terlalu mahal, Rabu (29/5/2019). ((TRIBUN JATENG/AKHTUR GUMILANG))
Tribun Jateng Warung lesehan Lamongan Bu Anny di Jalan Hos Cokroaminoto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang mendadak viral hingga dicibir warganet karena harganya yang terlalu mahal, Rabu (29/5/2019). ((TRIBUN JATENG/AKHTUR GUMILANG))

Warung yang bernama Lamongan Indah Lesehan Bu Anny adalah warung lesehan biasa yang berlokasi di pinggir Jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.

Lokasi warung tersebut berada di sekitar 100 meter ke arah timur dari perempatan PLN, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Slawi.

Setelah viral di media sosial karena dianggap mematok harga Rp 700.000 untuk dua porsi, pemilik warung lesehan akhirnya menjelaskan duduk perkaranya.

"Padahal, sudah kami potong setengah harganya, malah tidak tahu terima kasih. Semisal pembeli itu membayar total Rp 700.000 baru saya ikhlas dikeluhkan di media sosial. Masalahnya, sudah dipotong harganya tapi malah seperti itu," kata Anny kian kesal.

Sebelumnya, seorang pembeli mengeluh di media sosial karena harus membayar Rp 700.000 setelah membeli makanan untuk porsi dua orang.

Baca berita selengkapnya: Viral Jual "Seafood" Terlalu Mahal, Pemilik Warung Lesehan: Ada Rupa Ada Harga

2. Dilabeli "Keluarga Miskin" di tembok rumah, ratusan KK mundur dari progam bansos

Petugas menunjukkan label Keluarga Miskin di rumah KPM PKH di Kecamatan Pamotan, Rembang, Jawa Tengah
Tribun Jateng Petugas menunjukkan label Keluarga Miskin di rumah KPM PKH di Kecamatan Pamotan, Rembang, Jawa Tengah

Sebanyak 163 KK di Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mengundurkan diri dari program bantuan sosial tersebut.

Alasan mereka mundur dari Program Keluarga Harapan (PKH) adalah malu karena rumahnya dipasangi label "Keluarga Miskin".

"Kebanyakan mengaku malu jika kami labeli sebagai penduduk miskin. Rumahnya sudah bagus-bagus, sudah mampu. Sehingga malu kalau dinyatakan miskin," ujar Koordinator Pendamping PKH Kecamatan Pamotan, Retnowati yang dihubungi Tribunjateng.com, Kamis (30/5/2019) malam.

Perempuan yang akrab dipanggi Eno tersebut mengatakan, pihaknya sebelumnya telah melakukan sosialisasi mengenai wacana penyemprotan label "Keluarga Miskin" di dinding depan rumah penerima bantuan PKH.

Baca berita selengkapnya: Tembok Rumah Dilabeli "Keluarga Miskin", 163 Penerima PKH Mundur karena Malu

3. Wallace Dean Wiley resmi jadi WNI, ini kisahnya

Walace Dean Wiley bersma istri dan salah seorang anaknya sedang berfoto bersama dengan delapan anak dari Kabupaten Intan Jaya pada 2008 di Kabupaten Jayapuradok pribadi Wallace Dean Wiley Walace Dean Wiley bersma istri dan salah seorang anaknya sedang berfoto bersama dengan delapan anak dari Kabupaten Intan Jaya pada 2008 di Kabupaten Jayapura

Wallace Dean Wiley (71 tahun), pria asal Amerika Serikat, resmi menyandang status sebagai Warga Negara Indonesia ( WNI) sejak Kamis (23/5/2019).

Pria yang akrab dipanggil Wallyi ini, telah disumpah di Aula Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Papua.

Wally sudah 42 tahun tinggal di Kabupaten Jayapura dan selama 38 tahun berkecimpung di dunia penerbangan melalui MAF Aviation, sebuah perusahaan penerbangan perintis.

Empat tahun terakhir, pria kelahiran 5 April 1948 di Washington State, Washington DC, Amerika Serikat, mulai mengabdikan diri untuk pendidikan anak-anak Papua dengan mendirikan Yayasan Papua Harapan.

Ia menerapkan sistem subsidi silang agar dapat memberi pendidikan gratis kepada anak-anak di pedalaman Papua.

"Dulu saya kepala MAF. Saya frustasi karena kami tidak dapat seorang Papua sebagai pilot atau mekanik. Di situ saya mulai tanya kenapa kami gagal terus dan setelah saya kumpulkan banyak orang untuk bicarakan hal itu akhirnya kami putuskan bahwa itu sebetulnya dalam hal problem solving. Ambil keputusan dengan cepat dan benar dengan memikirkan sesuatu di sini tetapi bisa untuk memecahkan masalah di sana," ujar Wally kepada Kompas.com, Kamis (30/05/2019).

Baca berita selengkapnya: 42 Tahun Tinggal di Papua dan Dirikan 7 Sekolah, Pria Asal Amerika Ini Resmi Jadi WNI

4. Jual keripik pisang, Maulana topang hidup kedua orangtuanya yang tuna netra

Maulana Ikhsan (baju putih) bersama ayahnya Asep saat diwawancara di kamar indekos yang ditinggalinya di blok AC BTP, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (24/5/2019).Kompas.com/HIMAWAN Maulana Ikhsan (baju putih) bersama ayahnya Asep saat diwawancara di kamar indekos yang ditinggalinya di blok AC BTP, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (24/5/2019).

Berjualan keripik pisang tak membuat bocah usia 10 tahun bernama Maulana di Makassar itu mengeluh.

Kondisi kedua orangtuanya yang menjadi penyandang tunanetra, semakin membuat dirinya bersemangat.

"Saya ingin membahagiakan orangtua," kata Ikhsan. Berita kemandirian dan kegigihan bocah berusia 10 tahun itu sungguh mengoyak perasaan sebagian pembaca Kompas.com.

Anak kelas IV SD itu menceritakan kepada Kompas.com saat ditemui di kamar indekos yang disewa orangtuanya di Blok AC BTP, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (24/5/2019).

Baca berita selengkapnya: Mari Bantu Ikhsan, Bocah Penjual Keripik Tumpuan Harapan Kedua Orangtuanya yang Tunanetra

5. Hamili gadis di bawah umur yang ternyata adiknya sendiri, mahasiswa ini ditangkap polisi

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.

IN (21), seorang mahasiswa asal Maleber, Ciamis diamankan aparat kepolisian karena dilaporkan telah menghamili gadis di bawah umur yang dikenalnya melalui media sosial Facebook.

Kapolres Ciamis AKBP Bismo Teguh Prakoso mengatakan, gadis yang dihamili ternyata adiknya sendiri. Namun, keduanya tidak tahu bahwa mereka memiliki hubungan sedarah.

“Tapi selama ini mereka tidak pernah bertemu dan tidak pernah tahu kalau tersangka dan korban tersebut adik kakak, saudara kandung beda ibu," ujar Bismo di Mapolres Ciamis.

Baca berita selengkapnya: Pria Ini Hamili Gadis di Bawah Umur yang Dikenal di Facebook, Tenyata Adiknya Sendiri

Sumber: KOMPAS.com (David Oliver Purba, Amir Sodikin, Dhias Suwandi, Rachmawati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com