Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

300 Tenda Warna-warni Ramaikan Itikaf di Masjid Habiburrahman Bandung

Kompas.com - 30/05/2019, 07:11 WIB
Dendi Ramdhani,
Khairina

Tim Redaksi

Kini, masjid Habiburrahman disebut sebagai lokasi 'Kemping Religi' di Bandung. Tradisi itu pun sempat diikuti oleh para pejabat seperti mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Oded M Danial.

"Dulu era Kang Aher malam 25 dan 27 beliau selalu itikaf di sini. Tradisi ini diikuti oleh wali Kota Bandung Kang Oded," ujarnya.

Satia mengatakan, kegiatan itikaf diisi dengan materi keagamaan dari Subuh sampai Subuh. Setelah santap sahur, peserta melaksanakan shalat Subuh disusul kajian. Pagi harinya di waktu duha peserta belajar tahsin. Saat Zuhur ada kajian tematik dilanjutkan pelajaran ilmu hadits setelah shalat Asar.

"Magrib kita buka bersama, setelah shalat Isya ada ceramah, dilanjutkan tarawih satu juz. Pukul 22.00 WIB lampu dimatikan agar bisa berisitrahat. Bangun pukul 24.00 WIB untuk qiyamul lail dari pukul 01.00 sampai 03.30 WIB," ujarnya.

Selain ulama lokal, para pemateri pun dihadirkan dari luar negeri seperti Syeikh Thyazen Al Hakimi dari Yaman, Syeikh Bilad dari Gaza dan beberap ulama timur tengah.

Untuk memudahkan jemaah, pantia menyediakan berbagai fasilitas seperti makanan katering hingga jasa cuci pakaian. Namun, para peserta juga bisa membeli makanan di area pujasera yang berlokasi di halaman luar masjid.

"Kalau ingin cuci baju, kami juga sediakan tempat untuk menyuci dan menjemurnya," kata dia.

Salah satu kendala besar yang dihadapi panitia yakni terus bertambahnya peserta itikaf. Sementara lahan yang tersedia sangat terbatas. Meski demikian, Satia berharap layanan yang diberikan bisa membuat para peserta nyaman beribadah.

"Kami berharap Ramadhan jadi kawah candradimuka untuk memperbaiki akhlak kita. Lepas dari Ramadhan kita bisa jadi pribadi yang berakhlak mulia. Menerapkan Islam secara kaffah dan jadi muslim yang toleran," ungkapnya.

Baca juga: Korban Bencana Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi Mengungsi di Tenda

Adam (50) salah seorang peserta asal Kota Cimahi mengaku sengaja mengambil cuti di 10 hari terakhir Ramadan agar bisa beritikaf. Ia datang bersama anak bungsunya dengan berbekal tenda kecil berkapasitas dua orang.

"Kesannya senang lah karena bisa melatih anak agar cinta ke masjid," kata Adam yang bekerja di perusahaan swasta pembangkit listrik.

Adam memang rutin beritikaf saat Ramadan. Namun, ia merasakan kesan yang berbeda saat beritikaf di masjid Habiburrahman.

"Yang beda disini lebih ramai lebih heterogen tipikal orangnya. Tadi juga banyak ketemu teman. Kegiatannya lebih padat," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com