Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Identitas Korban Mutilasi, Polisi Bikin Sketsa Wajah dari Potongan Kepala

Kompas.com - 16/05/2019, 14:09 WIB
Andi Hartik,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Jajaran Polres Malang Kota belum berhasil mengungkap identitas korban mutilasi yang ditemukan di lantai 2 Pasar Besar Kota Malang. Meskipun, polisi sudah berhasil menangkap terduga pelaku mutilasi tersebut.

Sementara itu, proses autopsi juga tidak menemukan identitas korban. Jari yang sudah membusuk tidak bisa menjadi petunjuk untuk menunjukkan identitasnya. Sedangkan, pelaku yang ditangkap mengaku tidak mengenal korban.

Karena itu, polisi membuat sketsa wajah korban mutilasi itu melalui hasil autopsi terhadap potongan kepala korban. Sketsa itu lantas disebar untuk mendapatkan tanggapan dari keluarga korban.

"Melalui sketsa ini kami berharap dapat membantu mengungkap identitas korban," kata Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri di Mapolres Malang Kota, Rabu (15/5/2019) malam.

"Siapa tahu ada keluarga, kerabat atau orang yang mengenali korban melalui sketsa ini," imbuhnya.

Baca juga: Kasus Mutilasi di Malang, Pelaku Sebut Korban Meminta Dimutilasi

Pada Selasa (14/5/2019) siang ditemukan potongan tubuh wanita dalam kondisi terpencar di lantai 2 Pasar Besar Kota Malang. Dua kaki, dua tangan dan kepala ditemukan di bawah tanggal. Sedangkan tubuhnya ditemukan di dalam toilet.

Kondisi korban yang sudah membusuk membuat proses autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar menjadi sulit. Jari yang sudah membusuk tidak mampu mendeteksi identitas korban.

"Tangannya sudah diambil sidik jari namun karena kaku mayat jadi belum bisa diambil," katanya.

Baca juga: Penangkapan Terduga Pelaku Mutilasi di Malang Berawal dari Tulisan di Telapak Kaki Korban

Sugeng (49) terduga pelaku mutilasi juga tidak menyebutkan identitas korban. Kepada polisi, Sugeng mengaku belum lama mengenal korban dan hanya mengetahui kalau korban berasal dari Maluku.

"Kesaksian dari pelaku korban dari Maluku. Tidak menyebutkan nama," kata Asfuri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com