Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mahasiswa Unpad soal Pemilu 2019: Panasnya Atmosfer hingga Sistem yang Rumit

Kompas.com - 29/04/2019, 10:27 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

“Meski sudah disediakan, tapi masih harus diinput secara manual, ini memberatkan kerja petugas TPS,” tutur Diba.

Baca juga: Kata Mahasiswa Universitas Brawijaya Soal Pemilu 2019 dan Pahlawan Demokrasi yang Gugur

Selain, penghitungan suara Pilpres, DPD, Pileg DPR, DPRD provinsi/kota/kabupaen harus selesai satu hari untuk diinput ke pusat. Kondisi ini sangat menguras tenaga. Tak heran jika setelah pemilu, banyak sekali anggota KPPS yang sakit bahkan meninggal dunia.

Hal ini memilukan, apalagi tidak ada jaminan atau asuransi bagi para petugas KPPS yang bekerja siang dan malam untuk menyukseskan pesta demokrasi.

Sistem rumit ini pun berlaku dalam proses pemilihan. Masih banyak masyarakat yang kurang teredukasi.

“Saya banyak menjumpai warga yang asal memilih karena terlalu banyak dan terlalu besar surat suara bagi caleg,” imbuh Diba.

Baca juga: Kata Mahasiswa Universitas Brawijaya Soal Quick Count dan Saling Klaim Kemenangan

Bagi pemilih yang masih muda, hal itu tak jadi soal. Tapi bagi lansia sangat memusingkan. Padahal para caleg ini yang nantinya akan membuat dan menentukan suatu kebijakan.

Tingginya partisipasi pemilih

Sementara itu, mahasiswa S3 Unpad, Safutra Rantona melihat, hal positif dari pemilu kali ini adalah tingginya partisipasi pemilih. 

Antusiasme masyarakat Indonesia pada Pemilu 2019 lebih baik dibanding sebelumnya. Gampangnya, bisa dilihat di media sosial, warganet berlomba memposting jari bertinta sebagai tanda dia telah memilih.

“Partisipasi kita bagus tahun ini,” tutupnya. 

Baca juga: Kata Mahasiswa Universitas Brawijaya soal Sosok Presiden Idaman: Tegas, Jujur, Merakyat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com