Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta "Serangan Fajar" Sejumlah Oknum Caleg, Dimarahi Warga hingga Rampas Ponsel Petugas TPS

Kompas.com - 16/04/2019, 14:26 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

Suhari menjelaskan, kasus tersebut saat ini tengan diselidiki. Namun demikian, berdasarkan pengakuan caleg, amplop berisi uang untuk kebutuhan kosumsi kampanye.

"Aduh, ini kan masa tenang. Kosumsi kampanye apa coba. Yang luar biasa dari kasus ini adalah tingkat kesadaran masyarakat untuk menolak politik uang dan melaporkan pelakunya," tutur Suhardi.

Atas kejadian tersebut, enam saksi dimintai keterangan, termasuk caleg Ali Akbar. Saksi juga membawa serta barang bukti berupa uang dalam amplop.

"Yang bersangkutan tidak ditahan karena hukumannya di bawah lima tahun, tetapi kasus hukumnya tetap dilanjutkan," kata Suhardi.

Ia juga mengatakan, caleg DPRD Kabupaten Lombok Timur Dapil I ini juga terancam dicoret dari kepersertaan jika terbukti melakukan money politics.

Baca Juga: Bawaslu Madiun Telisik Dugaan "Money Politics" di Pengajian yang Dihadiri Caleg PDI-P

4. Caleg HSL dari Golkar di Polewali tertangkap basah bagi-bagi uang

Caleg HSL, yang juga mantan Ketua DPRD Polewali Mandar, periode 2004-2009 tersebut tertanngkap basah oleh petugas di salah satu TPS di Desa Sumarrang, Kecamatan Campalagian sedang membagi-bagikan uang Rp 200.000 kepada warga.

Uang tersebut diduga kuat terkait pencalonan dirinya sebagai caleg DPRD Sulbar. Kasus tersebut telah mendapat perhatian Koordinator Wilayah Panwascam Campalagian, Usman.

"Kebetulan rumah yang didatangi oknum caleg yang bersangkutan, merupakan keluarga salah satu Pengawas TPS yang memergoki HSL," kata Usman.

Usman mengatakan, upaya pembagian uang ini dilakukan langsung oknum caleg tersebut di rumah salah satu warga.

Baca Juga: Bawaslu Probolinggo: Kemungkinan "Money Politics" Masih Ada

5. HSL sempat memaksa petugas menghapus video dirinya

Ilustrasi media sosial cyber bullyOcusFocus Ilustrasi media sosial cyber bully

Saat sedang membagikan uang, salah satu pengawas TPS datang dan langsung mengambil foto dan rekaman video.

Sang caleg kaget saat dirinya jadi sorotan kamera ponsel petugas TPS yang merekam aktivitasnya.

HSL bahkan sempat mencoba merampas HP petugas TPS tersebut dan meminta rekaman video dan foto-foto yang terekam untuk dihapus. 

"Sedang memberikan uang sebanyak Rp 200.000, masing-masing uang pecahan Rp 100.000 dua lembar. Pengawas TPS datang dan dia tidak tahu kalau itu pengawas TPS," kata Usman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com