Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kampung Kitiran Solo, Warganya Kelola Sampah Menjadi Emas

Kompas.com - 09/04/2019, 08:52 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi


Sampah jadi emas

Keberadaan kampung Kitiran sebagai salah satu pengelola sampah yang dikenal banyak orang menjadikan Pegadaian, salah satu BUMN itu mengajak kerjasama.

Tak hanya memberikan fasilitas pembangunan tempat hingga alat, Pegadaian juga mengajak warga yang selama ini menabung dari hasil setor sampah beralih berinvestasi emas.

Bukan tanpa alasan. Investasi emas dinilai lebih strategis lantaran harganya yang terus naik dari waktu ke waktu. Sementara bila diwujudkan dalam bentuk tabungan uang nilainya akan tetap sama.

Tawaran program Pegadaian memilah sampah menabung menjadi emas mendapatkan sambutan dari warga Kampung Kitiran. Setidaknya sudah 30 warga yang membuka tabungan investasi emas di Pegadaian.

“Banyak ibu-ibu yang antusias karena investasi emas itu harganya akan naik terus,” kata Denok.

Baca juga: Belajar dari Bank Sampah dan Pengolahan Sampah Beromzet Rp 4,5 Miliar
Menurut Denok, program mengubah sampah menjadi emas bisa diterapkan diberbagai tempat. Untuk menerapkan program itu hanya membutuhkan komitmen saja dari pimpinan mulai dari RT hingga presiden.

Dengan demikian, persoalan sampah yang menjadi momok di perkotaan mudah diatasi tanpa harus sibuk dengan teknologi dan memakan anggaran yang besar.

"Problem sampah bukan hanya dialami tingkat RT tetapi sudah mendunia," ungkap Denok.

Denok memaparkan, saat ini jaringan bank sampah di wilayah Soloraya mencapai 80 bank sampah.

Bila satu bank sampah menerima setoran dari 50 kepala keluarga maka 80 bank sampah sudah melibatkan 4000 kepala keluarga.

Sementara perhitungan volume sampah disetiap bank sampah sekali pengumpulan sebanyak 600 sampai 800 kilogram sampah yang sudah terpilah.

Dengan demikian bila dikalikan jumlah 80 bank sampah bisa mencapai ratusan ton sampah. Pasalnya, satu bank sampah bisa menerima setoran hingga ratusan kepala keluarga.

Setelah dua tahun berjibaku mengelola sampah perkotaan, Kampung Kitran kini menjadi salah satu tujuan wisata berbasis pengolahan sampah dari berbagai wilayah daerah kabupaten/kota.

Pasalnya, setiap buka bank sampah, tamunya tidak pernah berhenti dari kota/kabupaten untuk belajar mengolah sampah.

“Minggu lalu bank sampah kami kedatangan tamu 80 orang dari 14 desa dari Klaten. Mereka tidak percaya, kami yang tidak memiliki lahan bisa mengolah sampah. Sementara mereka yang memiliki lahan luas tidak bisa mengolah sampah,” ungkap Denok.

Sementara itu, Deputi Bisnis Pegadaian Area Solo, Muhammad Choyin menyatakan Pegadaian memberikan apresiasi bagi keberadaan Kampung Kitiran lantaran keberhasilannya mengelola sampah menjadikan pendapatan warga bertambah.

Untuk itu, agar pendapatan warga makin bertambah maka Pegadaian menawarkan program memilah sampah menjadi emas.

Baca juga: Agar 50 Persen Sampah Didaur Ulang, Jaktim Luncurkan Bank Sampah Induk

Pegadaian mengajak warga yang sebelumnya menabung hasil penjualan sampah dalam bentuk uang berubah berinvestasi emas.

Caranya, warga cukup menyisihkan saldo awal buka rekening minimal Rp 6.000 agar bisa berinvestasi 0,01 gram emas dengan asumsi harga pergram emas di pasaran senilai Rp 600.000.

"Jadi kalau dikurskan maka setiap Rp 6.000 uang ditabung maka jadi emas 0,01 gram. Dengan demikian bila sudah mencapai 1 gram maka bisa diwujudkan dalam bentuk kepingan emas," kata Choyin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com