Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Suksesnya Bank Sampah di Purwodadi yang Dikelola Murid SMP

Kompas.com - 31/03/2019, 10:37 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menggagas sistem pengelolaan Bank Sampah di lingkungan para siswa. Langkah ini dinilai tepat sasaran dalam mengedukasi para murid memahami arti penting kebersihan sejak dini.

Sabtu (30/3/2019), SMPN 6 Purwodadi meresmikan terwujudnya program Bank Sampah Esempe Enam (Espena) yang sudah beroperasi selama satu bulan tersebut. Dalam kurun waktu uji coba selama 30 hari itu, siswa-siswi berhasil mengumpulkan total 10.000 botol plastik bekas yang berserakan di jalan.

Kepala SMPN 6 Purwodadi, Sudi Winoto, menyampaikan, antusias 865 anak didiknya untuk menyongsong program Bank Sampah ternyata sangat baik. Karena itu, sambung dia, sudah sepatutnya pihak sekolah melaunching eksistensi Bank Sampah di tengah-tengah kesibukan aktivitas belajar mengajar.

Baca juga: Belajar dari Bank Sampah dan Pengolahan Sampah Beromzet Rp 4,5 Miliar

"Alhamdulilah respons ratusan murid di luar perkiraan kami. Tidak ada target, kami hanya minta para siswa memunguti sampah non organik berupa botol plastik yang dibuang sembarangan di jalanan," kata Sudi.

Sudi berharap Bank Sampah Espena nantinya akan berkembang dinamis melalui manajemen yang terstruktur. Sebagai bentuk keseriusan, saat ini telah dilibatkan sebanyak 25 murid terpilih yang aktif berkecimpung dalam pengelolaan Bank Sampah Espena.

Sementara itu para guru bertugas membimbing para siswa menyelami program Bank Sampah.

"Setiap kelas, ada satu anggota Bank Sampah. Masing-masing bertugas mengawal beroperasinya Bank Sampah. Mulai dari mencatat siswa yang menyetor sampah, sosialisasi dan sebagainya. Rencananya, sampah non organik mayoritas dijual dan sisanya dibuat kerajinan melalui bimbingan guru," katanya.

Bantu Siswa Tak Mampu

Direktur Bank Sampah Espena, Pingkan Amelia (14), mengatakan, pada konsep awal, para siswa hanya digenjot untuk menyetorkan sampah non organik yang bernilai ekonomis. Para siswa digairahkan untuk memunguti botol plastik, botol kaca dan kardus yang terlihat mengotori lingkungan sekitarnya.

Meski demikian, tak menutup kemungkinan jika program Bank Sampah Espena berjalan lancar para siswa diminta menyetor sampah organik yang akan didaur ulang menjadi kompos.

"Sementara hasil penjualan akan dimanfaatkan untuk tabungan para siswa. Uang hasil penjualan juga dipergunakan untuk membantu siswa tak mampu. Untuk membelikan seragam maupun peralatan sekolah lainnya seperti sepatu dan tas," ungkap Pingkan, siswi kelas 3 SMPN 6 Purwodadi itu.

Siswa kelas 3 SMPN 6 Purwodadi, M Arifin, mengaku senang dengan diaktifkannya program Bank Sampah di sekolahnya. Menurut dia, program Bank Sampah jamak mengajarkan hal yang positif kepada para murid.

Baca juga: Kementerian LHK Imbau Warga Pulau Pari Bangun Bank Sampah

"Saya risih melihat orang yang membuang sampah sembarangan. Bahkan setiap hari saya bisa setor 10 botol. Tidak ada yang memaksa kok, bebas mau setor berapa aja. Ini hanya wujud keikhlasan diri yang benci melihat sampah berserakan," ujar warga Kecamatan Purwodadi ini.

Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, Suprihno, mengapresiasi dengan baik terealisasinya program Bank Sampah Espena. Diharapkan dengan terlaksananya Bank Sampah Espena ini bisa menginspirasi sekolah lainnya di wilayah Kabupaten Grobogan.

"Di Grobogan baru dua sekolah yang menerapkan program Bank Sampah termasuk SMPN 6 Purwodadi. Ini sangat bagus karena membantu pemerintah mengurangi jumlah sampah. Kami berharap ini jadi percontohan sekolah lain. Kami dukung program ini," pungkas Suprihno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com