“Kalau saya, paling parah itu makan nasi sama kerupuk terus dikasih kecap,” ucapnya.
Baca juga: Kisah Jusman, Penjual Koran yang Lulus Sarjana dengan Predikat Cum Laude
Meski kerap mengalami kesulitan dan terkadang kelaparan, Sajidin dan Iman bertekad untuk berjuang keras menggapai cita-citanya.
“Saya ingin jadi dosen,” kata Sajidin.
Mahasiswa lainnya, Irfan, mengaku memiliki seorang teman penerima Bidikmisi. Temannya tersebut terkenal pendiam sehingga orang-orang di sekitarnya tidak tahu ketika ia mengalami kesulitan.
Suatu hari, teman Bidikmisi lama tidak masuk kuliah. Ketika ditelusuri, temannya sakit parah karena sering menahan lapar.
Akhirnya, sang teman memilih pulang dan berhenti kuliah.
Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran (Unpad) Yan Muda Iskandarsyah mengatakan, jumlah penghuni asrama Unpad yang notabene penerima Bidikmisi 546 mahasiswa.
Ketika beasiswa telat cair, kata Yan, ada mahasiswa yang tidak bisa makan. Dia dan pengurus asrama yang rumahnya berdekatan dengan wilayah kampus kerap mengajak mereka makan di rumahnya.
“Kasihan mereka. Dalam sehari belum tentu mereka bisa makan seperti yang lain,” tuturnya.
Yan mengatakan, biasanya beasiswa Bidikmisi terlambat karena proses pencairan anggaran memakan waktu cukup lama.
Kehadiran Kantin Saridhona, kata Yan, sebenarnya sangat membantu mahasiswa Bidikmisi ketika kesulitan keuangan.
Namun, saat ini dalam sehari Kantin Saridhona baru bisa menyediakan 100-120 porsi, disesuaikan dengan budget yang ada.
Ia berharap, banyak dermawan yang memberikan donasi dalam bentuk apa pun di kantin yang memiliki tagline, makan sepuasnya bayar seikhlasnya tersebut.