Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Bencana Alam di Jayapura, Korban Jiwa 104 Orang hingga 9.691 Orang Mengungsi

Kompas.com - 20/03/2019, 14:52 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

“Jadi tim ke-9 kita tempatkan di titik-titik yang diperkirkan masih terdapat korban yang belum ditemukan, karena banyak material kayu dan lumpur sehingga diharapkan dengan bantuan K-9 tersebut dapat mempercepat proses pencarian terhadap korban yang belum ditemukan,” kata Kamal, Selasa (19/3/2019) malam.

Kamal mengatakan, anjing pelacak yang diterjunkan berjumlah 15 ekor. Mereka terdiri dari 6 ekor dari Jakarta dan sisanya dari Polda Papua. Pada hari ini, anjing pelacak berhasil menemukan 15 jenazah korban bencana banjir bandang di Kabupaten Jayapura.

Baca Juga: Sebagian Jasad Korban Bencana Jayapura Ditemukan di Bawah Kayu dan Lumpur

3. Para pengungsi butuh selimut dan tenda

Menurut Humas Posko Induk Banjir Bandang Pemda Kabupaten Jayapura, Dodi Sambodo, sejauh ini para korban selamat telah ditangani secara baik.

Akan tetapi, menurutnya para korban masih membutuhkan bantuan berupa tenda, selimut dan air bersih atau air minum serta kebutuhan anak balita. Hal itu dibutuhkan lantaran hujan masih mengguyur Kabupaten Jayapura.

“Kebutuhan para korban tentunya seperti biasa, yakni sandang dan pangan. Namun hal itu sampai saat ini masih terpenuhi dengan baik. Kebutuhan yang sangat urgen saat ini yakni selimut, tenda dan air bersih. Selimut dan tenda ini sangat dibutuhkan karena hujan yang turun. Kalau air minum, pendistribusiannya yang sulit karena jalan terputus, tergenang air, tergenang lumpur dan longsor,” ungkapnya ketika dikonfirmasi kompas.com, Senin (18/3/2019) malam.

Baca Juga: Pengungsi Banjir Bandang di Jayapura Butuh Selimut dan Tenda

4. WWF teliti ikan yang terbawa arus saat banjir di Sentani

Warga mengamati sebuah pesawat yang terseret banjir bandang di Sentani, Jaya Pura, Papua, Senin (18/3/2019). Akibat banjir bandang yang melanda Sentani sejak Sabtu (16/3) lalu, sedikitnya empat ribu warga mengungsi di sejumlah posko pengungsian. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.ZABUR KARURU Warga mengamati sebuah pesawat yang terseret banjir bandang di Sentani, Jaya Pura, Papua, Senin (18/3/2019). Akibat banjir bandang yang melanda Sentani sejak Sabtu (16/3) lalu, sedikitnya empat ribu warga mengungsi di sejumlah posko pengungsian. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.

Pada Selasa pagi (19/3/2019), warga BTN Sosial, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, menemukan empat ekor ikan yang mirip hiu yang terbawa arus air yang turun dari kawasan cagar alam Cyclop.

Atas temuan tersebut, WWF Indonesia menyatakan tertarik untuk menelitinya meski ada dugaan bahwa ikan-ikan tersebut merupakan hewan peliharaan warga yang terbawa arus.

Northern New Guinea Leader, WWF Indonesia, Peter Roki Aloisius, di Jayapura, mengatakan, banyak penyebaran ikan hiu jenis air tawar di Papua dan Papua Nugini.

Salah satunya, terdapat hiu gergaji di Danau Sentani. Ikan yang mirip hiu ditemukan warga di BTN Sosial Sentani pasca-banjir itu, tuturnya, bisa juga merupakan ikan danau yang punah akibat masuknya predator ke habitat tersebut.

"Hal menarik lainnya dengan adanya temuan ikan mirip hiu, menjadi menarik untuk dilakukan penelitian," katanya.

Baca Juga: WWF Teliti Ikan Mirip Hiu di Lokasi Banjir Bandang Jayapura

5. Waspada isu hoaks terkait bencana banjir

Kendaraan terendam lumpur saat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (17/3/2019). ANTARA FOTO/Gusti Tanati/pras.Gusti Tanati Kendaraan terendam lumpur saat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (17/3/2019). ANTARA FOTO/Gusti Tanati/pras.
Banyak isu atau hoaks mengenai akan terjadinya banjir bandang susulan dan tsunami di sekitar wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, Provinsi Papua. Masyarakat diminta untuk tidak percaya akan isu tersebut.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMKG V Jayapura Suroto, Senin (18/3/2019).

Ia menjelaskan dari hasil pemantauan satelit mereka, curah hujan memang masih turun di wilayah Kabupaten Jayapura dan sekitarnya.

“Memang benar banyak isu hoaks yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Tadi saja ada yang mengatakan akan terjadi banjir susulan dan juga tsunami. Saya harapkan masyarakat harus bijak dalam menerima pesan yang diteruskan ke telepon selulernya,” katanya.

Baca Juga: Masyarakat Jayapura Diminta Tak Percaya Isu Hoaks soal Banjir Susulan

Sumber: KOMPAS.com (John Roy Purba, Dhias Suwandi, Devina Halim)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com