Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kasus Pemerkosaan Bidan Y: Korban Salah Tangkap Oknum Polisi Minta Keadilan

Kompas.com - 26/02/2019, 06:25 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com — Polda Sumatera Selatan mengalami kendala dalam mengungkap kasus pemerkosaan yang dilaporkan seorang bidan desa di Kabupaten Ogan Ilir berinisial Y.

Sebab, alat bukti penunjang untuk mengungkap pelaku hingga kini tak ditemukan petugas, baik dari lokasi kejadian maupun pemeriksaan di tubuh bidan Y.

Jumat (22/2/2019), Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara memberikan keterangan pers tentang hasil uji laboratorium forensik. Petugas tidak menemukan adanya indikasi pemerkosaan dari Y.

"Kami prihatin, dari Labfor pengolahan secara ilmiah, kami lihat di badan korban apakah ada sperma. Ternyata tidak ada sperma. Dengan demikian, hasil secara ilmiah kasus pemerkosaan itu tidak ada," kata Zulkarnain waktu itu.

Baca juga: Bukti Ilmiah Tak Mendukung, Kapolda Sumsel Akui Berat Buktikan Kasus Pemerkosaan Bidan Y

Hanya berselang beberapa jam setelah pernyataan Kapolda Sumsel menjadi pemberitaan hangat, aksi penculikan yang mendera Harismail alias Ujang (25) membuat heboh.

Haris mendadak diculik oleh sekelompok orang tak dikenal di kawasan Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir.

Pria yang kesehariannya sebagai buruh batu ini dipaksa naik mobil dan dicecar oleh gerombolan pria dengan berbagai pertanyaan.

Korban akhirnya bingung lantaran dituduh telah memerkosa seorang bidan berinisial Y. Tak hanya itu, Haris mengalami luka lebam di sekujur tubuh akibat dipukul karena terus mengelak dari tuduhan itu.

Baca juga: Diculik Lalu Dipukuli, Buruh Batu Dipaksa Mengaku Perkosa Bidan

Dalam kondisi lemas, nyawa Haris diselamatkan warga ketika ditemukan di pinggir jalan di kawasan Kecamatan Rambutan.

Warga akhirnya melaporkan korban ke Polsek setempat hingga Haris dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk mendapatkan perawatan medis.

Beberapa jam, Haris tak sadarkan diri. Begitu matanya terbuka dan dengan bibir terbata-bata, Haris mengaku telah dituduh sebagai pelaku pemerkosa bidan Y oleh orang tersebut.

 

Dugaan oknum polisi terlibat penculikan Haris

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Kapolda Sumsel tampak kecewa dengan perlakuan yang diterima oleh Haris yang mengalami luka lebam karena dipaksa mengaku sebagai pelaku pemerkosa bidan Y. 

Baca juga: 6 Fakta Salah Tangkap di Palembang, Korban Babak Belur hingga Pelaku Diduga Oknum Polisi

Jenderal bintang dua ini secara tegas mencurigai ada anak buahnya yang ikut terlibat dalam penculikan Haris.

Bahkan, ia turun tangan untuk menyelidiki kasus tersebut. Ia menilai perlakuan penculik ke Haris sangat tak manusiawi. Haris bahkan dianiaya sampai babak belur.

"Saya tidak menutupi ini aib saya, tanggung jawab saya. Saya berpendapat ini oknum polisi, tidak mungkin preman nangkap orang, kecuali preman itu keluarga korban, bisa jadi mungkin dongkol," kata Zulkarnain saat memberikan keterangan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (24/2/2019).

Hanya, Zulkarnain mengatakan, Haris tak dapat memberikan identitas pelaku tersebut karena wajah pelakju ditutup. 

Baca juga: Kasus Penculikan Buruh Batu, Kapolda Sumsel Duga Oknum Polisi Terlibat

"Dia (korban) tidak bisa menjelaskan siapa orang tersebut dari satuan mana. Keterangannya Polda, tapi tidak tahu satuan mana. Pak polisi tidak boleh mengungkap kasus seperti itu, harus didukung hasil Labfor, penyelidikan. Kalau dia korban, kami buktikan secara ilmaiah, untuk kasus pemerkosaan apalagi. Tidak mungkin orang diperkosa tanpa alat bukti," kata Kapolda Sumsel.

 

Rumah bidan Y bersih dari jejak para pelaku

Dari jendela ini pelaku pemerkosaan dan perampokan masuk dan melakukan perbuatan biadab kepada seorang bidan desa di Kecamatan Pemulutan Ogan Ilir Sumatera SelatanKOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA Dari jendela ini pelaku pemerkosaan dan perampokan masuk dan melakukan perbuatan biadab kepada seorang bidan desa di Kecamatan Pemulutan Ogan Ilir Sumatera Selatan

Dalam kasus pemerkosaan bidan Y, polisi mengalami kendala lantaran minimnya alat bukti yang ditemukan dari hasil olah TKP oleh tim Laboratorium Forensik Polda Sumsel.

Bahkan, sempat terjadi debat di antara petugas puskesmas tempat bidan Y menjalani pertolongan pertama setelah menjadi korban pemerkosaan.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Kapolda Sumsel Soal Pemerkosaan Bidan Y yang Minim Alat Bukti

Dalam perdebatan itu, satu petugas puskesmas menyatakan ada sperma di pakaian korban dan satu petugas lain menyatakan bukan sperma.

"Setelah diserahkan ke Puslabfor, diperiksa secara ilmiah, tidak ditemukan cairan sperma. Jadi bukan terjadi debatable antara polisi dan petugas puskesmas. Polisi hanya mengolah TKP karena memang waktu itu ada sedikit keterlambatan dari kami. Tetapi penanganan awal oleh puskesmas sudah betul, mereka lap, bersihkan, sebagai ketentuan," kata Zulkarnain, Senin (25/2/2019).

Zulkarnain menjelaskan, selain mencari bukti sperma, petugas juga melakukan olah TKP di tempat aksi pemerkosaan itu berlangsung.

Lagi-lagi, hasil olah TKP juga tidak menemukan adanya bukti baru dalam kasus pemerkosaan tersebut.

Baca juga: 4 Fakta Dugaan Pemerkosaan dan Perampokan Bidan Y di Ogan Ilir

"Mungkin bekas kaki, telapak, apalagi lima orang yang masuk sebuah rumah itu. Kata dia masuk manjat melalui jendela, pasti ada telapak kakinya. Tapi itu sama sekali tidak ada, bersih," kata Kapolda.

Meski demikian, Zulkarnain belum mau mengambil kesimpulan jika aksi pemerkosaan tersebut dinyatakan laporan fiktif atau palsu.

"Nah, tetapi saya tidak mengatakan apakah terjadi pemerkosaan? Saya tidak bisa memastikan itu. Yang jelas masih dalam proses penyelidikan. Saya juga tidak mengatakan begitu (laporan palsu) begitu naif bagi saya jika mengatakan begitu, tapi tiba-tiba betul terjadi pemerkosaan," kata Kapolda Sumsel. 

"Tetapi seperti saya jelaskan kepada penyidik, kan setiap ada kasus, polisi membangun sebuah asumsi, membangun sebuah hipotesis, nah itu dibuktikan. Jika betul ini terjadi pemerkosaan, kami buktikan dengan mencari alat bukti." 

Baca juga: 5 Fakta Kasus Pemerkosaan Bidan Y, Diduga Pelaku 5 Orang hingga Korban Alami Trauma

 

Keluarga Haris, korban salah tangkap, minta keadilan

IlustrasiKOMPAS/JITET Ilustrasi
Kasus penculikan serta penganiayaan yang menimpa Haris telah dilaporakan pihak keluarga ke Polda Sumatera Selatan.

Laporan tersebut dibuat langsung oleh Hayan (61) yang merupakan ayah dari Haris ketika korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang pada Sabtu (23/2/2019).

"Laporan sudah kami buat saat hari kejadian, tinggal tunggu hasilnya bagaimana. Kami laporkan penganiayaan dan penculikan," kata Hayan saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Senin (25/2/2019).

Hayan mengatakan, keluarga kini sedang fokus untuk mengurus kesembuhan Haris yang kini sudah mulai membaik.

Baca juga: Keluarga Korban Salah Tangkap: Kenal Pun Tidak dengan Bidan Itu...

Menurut dia, pihak keluarga menunggu itikad baik dari pelaku pengeroyokan anaknya tersebut.

"Ya maunya diobati sampai sembuh, tidak sakit lagi. Kami cuma ingin itu. Kami maafkan pelakunya, tapi kasusnya juga harus jalan. Pelaku juga diproses," ujarnya.

Haris memiliki satu anak yang masih berumur 5 tahun. Selama menjadi buruh batu, ia selalu menghidupi keluarga dan membantu ayahnya yang hanya seorang petani.

" Saya juga jarang kerja karena sudah tua. Haris anak bungsu saya yang suka bantu kalau saya tidak kerja. Memang tulang punggung keluarga," ujarnya.

Baca juga: Sebelum Ada Korban Salah Tangkap, Kapolda Sumsel Sempat Imbau Anggotanya

 Sebelum kasus ini menimpa Haris, Hayan mengaku putra kelimanya itu tak pernah sekali pun memiliki musuh dan terlibat aksi kriminal.

"Anak saya cuma sopir batu. Ada masalah pun tidak pernah. Saya juga bingung dengan tuduhan ini," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com