KOMPAS.com - JPS dan SS (21) tewas setelah dikeroyok petugas keamanan dan mahasiswa Universtas Negeri Medan (Unimed), Sumatera Utara, Selasa (19/2/2019).
Kedua pemuda tersebut diduga telah mencuri helm di kawasan parkir kampus di Jalan Selamat Ketaren/Pasa V Timur, Desa Medan Estate.
Sementara itu, orangtua SS menolak tuduhan anaknya adalah seorang pencuri. Ayah korban, PS, yang juga mantan polisi, merasa sikap polisi tidak profesional dalam menangani kasus tersebut.
Berikut ini fakta-fakta kasus kematian SS dan JPS di Kampus Unimed:
Kapolsek Percut Seituan Kompol Faidil Zikri mengatakan, dari pengakuan korban yang kehilangan helm, aksi pengeroyokan tersebut berawal ketika sepasang mahasiswa Unimed mengaku telah kehilangan helm.
Saat itu keduanya diarahkan ke satpam yang baru saja menangkap dua terduga maling helm. Dua terduga pencuri itu adalah JPS (30) dan SS (21).
Sesampainya di pos satpam, keduanya mendapati helm mereka diambil kedua orang yang sudah dikeroyok massa.
Sementara itu, pihak kepolisian telah memeriksa dua pelapor kehilangan helm tersebut.
"Untuk kedua korban, M Arif Gunawan Siregar dan Riana Pratiwi sudah dimintai keterangannya," ujarnya, Rabu (20/2/2019).
Sementara itu, M Surip dari Humas Unimed membenarkan peristiwa tersebut terjadi di kampusnya pada Selasa petang.
"Ada dua pelaku curanmor dihakimi massa di kampus. Infonya, beberapa petugas keamanan dan beberapa mahasiswa sudah mengintai dua pelaku untuk bisa menangkap tangan curanmor," katanya.
Baca Juga: "Anakku Bukan Maling..."
Menurut Surip, Humas Unimed, dirinya telah banyak menerima laporan kehilangan helm milik para mahasiswa. Hal itu telah membuat geram mahasiswa dan para petugas keamanan.
Saat itu, mereka menangkap basah JPS dan SS yang diyakini sedang mencuri helm dari sepeda motor yang ada di area kampus.