Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 2 Eks Tentara Anak Saat Konflik Ambon: Dulu Saling Membenci, Kini Berkolaborasi

Kompas.com - 17/02/2019, 13:41 WIB
Farid Assifa,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Upaya lainnya adalah dengan meminta wisatawan yang berlibur ke Maluku untuk menceritakan pengalamannya ke orang lain.

Bahkan, Iskandar yang juga sering menjadi pemandu wisata rela tanpa dibayar asal wisatawan itu bercerita tentang keindahan alam Maluku.

“Saya sendiri sebagai guide, ketika teman-teman ingin melihat keindahan Maluku, saya tidak minta dibayar," ucap dia. 

"Saya hanya minta pesan tolong kabarkan tentang keindahan alam Maluku, ceritakan tentang kehidupan sosial Maluku yang sudah berubah, ceritakan tentang kreativitas anak muda Maluku,” kata Iskandar.

Baca juga: Korban Konflik Ambon Rayakan Hari Perdamaian Dunia

Kini, baik Ronald maupun Iskandar memiliki tantangan lain dalam membangun perdamaian dan toleransi di Maluku, yakni isu hoaks yang disebarkan melalui media sosial.

Menurut Iskandar, kalau ada isu hoaks soal insiden atau konflik di suatu tempat, ia segera memvrifikasi di lapangan. Verifikasi dilakukan melalui jaringan komunitas.

"Misalnya di sebuah tempat ada kabar pembakaran tempat ibadah, kami meminta teman yang di sekitar lokasi itu untuk datang. Jika kabar itu hoaks, kami meminta temen kami itu untuk memfotonya lalu diunggah di media sosial. Bahwa tidak terjadi apa-apa di lokasi tersebut," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com