Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Tradisi Melepas Benih Ikan dan Menanam Pohon Para Pengantin di Kulon Progo

Kompas.com - 01/02/2019, 18:11 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Menebar benih ikan jadi simbol ketahanan keluarga. Namun, lebih dari itu, menebar bibit ikan menjadi bagian manusia dalam berbuat amal seperti dalam ajaran Islam.

Baca juga: Bandara NYIA Kulon Progo Buka Peluang Rute Penerbangan Asia dan Timur Tengah

 

Amal akan memberi manfaat bagi warga dan masyarakat luas. Amal tidak akan putus sepanjang apa yang disebar terus memberi manfaat.

Seperti halnya menebar benih ikan, maka mereka akan terus berkembang biak dan makin banyak orang yang akan menerima manfaat dari keberadaan ikan.

Itu juga berarti amal jariyah akan terus abadi. "Ini merupakan program inovasi KUA Galur. Kami memberikan kesempatan kepada calon pengantin dan pengantin baru untuk melakukan amal jariyah," kata Zamroni.

KUA membebaskan pengantin menentukan benih, ukuran, maupun jumlah yang akan disebar. Seperti berlangsung di hari ini, selain ikan nila, ada juga yang menebar benih patin maupun lele.

"Seikhlasnya pengantin yang memberikan. Dengan kegiatan ini, bisa membawa dampak positif bagi warga Galur," kata Zamroni.

Kekayaan sungai akan ikan berdampak pada daya tarik besar desa di masa depan. Desa bisa jadi rujukan banyak orang untuk datang karena kekayaan alamnya.

Tradisi-tradisi yang bertahan menegaskan, bahwa kecamatan Galur berbudaya dan ramah lingkungan.

Pasangan Sudi Indra Muliadi (24), warga Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, dan Ana Safitri (24), warga Pedukuhan Sigran I, Tirtorahayu, Galur, di antara para pengantin yang melepas ikan.

Sudi dan Ana mengaku, bahagia bisa turut memberikan manfaat usai prosesi akad nikah keduanya dilangsungkan.

Sebelumnya, keduanya memang telah merencanakan untuk menebar benih ikan. "Kita sebelumnya memang sudah berembuk dengan keluarga. Ternyata memang ada programnya. Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat," kata dia.

Zamroni mengatakan, ada lebih 100 pasangan sudah menebar benih ikan di sungai-sungai di Galur ini, sejak Februari 2018. Kegiatan seperti hanya berlangsung di Galur.

Rata-rata, dalam 1 tahun, terjadi pernikahan sebanyak 160 pasangan di Galur. Sedangkan, total orang menikah di Kulon Progo sendiri bisa lebih 3.500 pasangan per tahun.

Tanam pohon

Selain menebar benih ikan, pasangan pengantin baru juga wajib menanam pohon buah. Menanam bibit pohon menjadi tetenger (tanda, dalam Bahasa Jawa) usia sebuah pernikahan pasangan yang melakukan penanaman pohon.

Baca juga: Pekerja Pulang Kampung untuk Mencoblos, Pembangunan Bandara di Kulon Progo Libur 3 Hari

"Pohon itu (tumbuh) seperti langgengnya hidup bersama," kata Zamroni.

Berbeda dengan menebar benih ikan yang berlangsung di sungai, KUA mengembangkan 2 kebun buah dengan total luas keduanya sekitar 1.200 meter persegi.

Lokasi penanaman dinamai kebun sakinah. Di sana tumbuh rambutan, durian, belimbing, kelengkeng, hingga mangga.

Ke depan, lokasi-lokasi itu bisa memberi manfaat bagi warga. "Lebih 100 pasangan juga sudah menanam pohon di sana," kata Zamroni.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com