Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Tradisi Melepas Benih Ikan dan Menanam Pohon Para Pengantin di Kulon Progo

Kompas.com - 01/02/2019, 18:11 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KULON PROGO, KOMPAS.com - Hari masih pagi ketika berada pada sebuah tugu di simpang tiga jalan di Desa Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Matahari sudah menyengat dan bikin siapapun yang kena terpa sinar itu pasti cepat basah berkeringat.

Sebuah sungai kecil selebar 4 meter berada tak jauh dari tugu itu. Orang menyebutnya sebagai Kali (sungai) Nglampok.

Airnya sedang penuh dan mengalir deras, terlebih karena beberapa hari belakangan ini hujan turun rutin.

Sejatinya, kali ini adalah saluran irigasi. Sama dengan saluran irigasi lain, airnya mengairi sawah-sawah di sekitaran Galur. Kemudian, air terus mengalir ke Sungai Sain yang merupakan anak Sungai Progo yang besar.

Baca juga: Cerita Desa Antipolitik Uang di Kulon Progo, Cegah Perpecahan Warga akibat Suara Sudah Dibeli

Sembilan pasang pria dan wanita berdiri di jembatan kecil di kali itu. Tepat di seberang Kantor Koramil Galur.

Wajah mereka terlihat sumringah meski cuaca pagi sudah bikin gerah. Masing-masing dari tiap pasangan berdiri sambil menenteng satu plastik berisi ikan-ikan air tawar yang masih hidup.

Berbeda jenis ikan pada tiap pasangan. Rifki Ardi (26), warga Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, menenteng beberapa ekor ikan nila hidup berwarna merah.

Ukuran satu ikan lumayan besar, kira-kira sebesar setengah telapak tangan. Di sebelahnya, Galen Latifa (22), seorang mahasiswi, juga menenteng satu plastik ikan nila. Total keduanya 8 ikan nila.

"Ikan nila punya kemampuan bertahan hidup dan berkembang biak sangat baik dan cepat. Kami berharap ikan nanti bermanfaat untuk kita semua," kata Rifki, Jumat (1/2/2019).

Tak lama kemudian, Rifki dan Galen menuang isi plastik itu ke sungai. Mereka melepaskan nila ke sungai.

Saat bersamaan, 8 pasang pria dan wanita di sekitar Rifki dan Galen juga melakukan aksi serupa. Mereka, dengan jenis ikan tawar yang berbeda-beda, melepas benih ikan itu ke sungai.

Semua berlangsung tidak lama. "Saya berharap ikan ini berkembang baik," kata Rifki.

Menebar benih ikan, merupakan puncak prosesi para pasangan yang menikah maupun calon pengantin lain di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Galur. Usai mengikuti ijab kabul, mereka beriringan menuju sungai terdekat dan menebar benih.

Kegiatan ini sederhana, diawali kata pengantar singkat dan doa bersama. Mereka melanjutkan menebar benih di kali bersama para pengantin lainnya.

Ketua KUA Zamroni mengatakan, melepas benih ikan menjadi tradisi yang sudah berlangsung sejak Februari 2018. Ratusan pasang pengantin sudah melakukan hal serupa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com