KOMPAS.com - Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban bencana alam di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data yang diperoleh Kompas.com hingga Rabu (30/1/2019) pukul 20.00 Wita, jumlah korban jiwa dalam peristiwa longsor dan banjir di Gowa mencapai 54 korban.
Hal itu diungkapkan oleh Adnan Purichta Ichsan, Bupati Gowa sekaligus ketua tim posko induk bencana Gowa. Sulitnya medan dan cuaca buruk, menjadi kendala para petugas untuk melakukan penyisiran.
Sementara itu, para relawan terus berjuang menembus daerah bencana yang masih terisolir untuk memberikan bantuan.
Berikut ini fakta lengkap terkait bencana alam di Gowa, Sulawesi Selatan:
Tim SAR gabungan dibantu TNI dan Polri terus melakukan pencarian korban longsor pada Selasa (29/1/2019).
Sebelumnya, dalam pencarian di tengah cuaca buruk tersebut, empat korban berhasil ditemukan.
Tiga korban berhasil diendus oleh anjing pelacak Tim K9 Polda Sulawesi Selatan pada Senin (28/1/2019).
“Lokasi bencana tanah longsor masih terus diguyur hujan yang cukup deras. Sehingga selain menyulitkan petugas yang melakukan evakuasi. juga dapat menyebabkan pergeseran tanah yang masih labil, di samping kondisi lumpur yang cukup tebal di lokasi bencana,” kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, Selasa.
Baca Juga: Di Tengah Cuaca Buruk, Anjing Pelacak Temukan 3 Korban Longsor di Gowa
Sejak diturunkan melakukan pencarian pada Kamis (24/1/2019), anjing pelacak bernama Archie, terpaksa dievakuasi karena kelelahan.
"Kelelahan, jadi kondisinya lemas ini diakibatkan oleh kondisi medan yang cukup berat. Tanahnya labil dan berlumpur cukup dalam ditambah lagi dengan hujan deras yang terus mengguyur," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, Selasa (29/1/2019).
Anjing milik tim K9 Polda Sulawesi Selatan telah berhasil mengendus 13 jenazah dari timbunan longsor di Dusun Pattiro, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Anjing Pelacak K9 Dievakuasi Akibat Kelelahan di Lokasi Longsor Gowa