Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Berbagi Pengalaman Kerja Sama dengan 14 Dubes dan Konjen RI

Kompas.com - 30/01/2019, 19:54 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima kunjungan dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Indonesia dan Konjen RI di ruang sidang wali kota, Balai Kota Surabaya, Rabu, (30/1/2019).

Kunjungan itu bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pontensi ekonomi daerah, terutama produk andalan yang potensial untuk dipromosikan ke luar negeri.

Selain itu, juga sebagai materi pembekalan guna mendukung pelaksanaan tugas di negara tujuan.

Kepala Biro Hukum dan Administrasi Kementerian dan Perwakilan Republik Indonesia Okto Dorinus Manik mengatakan, kunjugannya ini dalam rangka menggali potensi-potensi ekonomi yang ada di Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya.

"Jadi, tujuan kami lebih banyak menggali potensi untuk bisa kami kerjasamakan di seluruh perwakilan kami dan luar negeri," kata Okto.

Baca juga: Tiga Warga Surabaya Terjangkit DBD, Ini Pencegahan Ala Risma

Di samping itu, menurut dia, kunjungannya kali ini untuk meminta masukan dan arahan dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Sebab, pihaknya menilai, selama ini Risma dikenal memiliki banyak pengalaman dalam berbagai bidang kerja sama dengan dunia internasional. Oleh karena itu, pihaknya datang langsung untuk bertemu dengannya.

"Karena kita juga tahu bagaimana kiprah Bu Risma di dunia Internasional," ujar dia.

Menurut dia, masukan yang telah diberikan Risma itu dinilai sangat bermanfaat untuk mendukung tugas masing-masing duta besar saat menjalankan misi di negara tujuan.

"Kami malah senang bisa datang bertemu dengan Bu Risma. Yang artinya, kerja sama kami khususnya perwakilan duta-duta besar baru dalam bertugas, nanti bisa meningkatkan kerja sama kami yang selama ini sudah ada," ujar dia.

Ia menambahkan, sebelumnya pihaknya juga telah melakukan kunjungan ke asosiasi pengusaha industri di Surabaya dan beberapa kota di Jawa Timur. Pengembangan ekonomi lokal, kata dia, nantinya akan menjadi fokus utama untuk dikembangkan ke luar negeri.

"Kami kemarin juga ketemu dengan asosiasi pengusaha. Jadi, saya kira, potensi (ekonomi) itu akan kita kembangkan, akan kita kerjasamakan lebih lanjut," ucap dia.

Risma berbagi pengalaman

Sementara itu, Risma menyambut baik kedatangan para duta besar dan Konjen RI tersebut.

Kedatangan mereka ini bukan yang pertama kalinya. Sebelum berangkat menjalankan tugas, mereka biasanya berkunjung ke beberapa pihak untuk membagi sekaligus meminta saran.

"Sebetulnya (kunjungan) ini bukan pertama kali, sudah dua atau tiga kali gitu. Sebelum mereka bertugas, mereka ke sini dulu," kata Risma.

Dalam pertemuan dengan para duta besar dan Konjen RI itu, Risma berbagi beberapa hal, di antaranya potensi pangsa pasar asing, serta pengalaman-pengalaman saat ia berkunjung dan berinteraksi langsung dengan dunia internasional.

"Aku kan sering keluar (negeri), jadi pengalaman apa itu yang saya sampaikan. Bagaimana hubungan sister city itu bisa imbang. Nah, itu yang saya sampaikan tadi," ujar dia.

Risma mengungkapkan, selama ini orang menganggap bahwa potensi pasar luar negeri itu bagus.

Baca juga: Pemkot Surabaya Bakal Bangun Museum Olahraga, Risma Harap November 2019 Tuntas

Namun, ia menilai, seharusnya yang menjadi fokus utama adalah bagaimana meningkatkan daya beli masyarakat lokal.

Alasannya, Risma mencontohkan, jika salah satu kota di luar negeri penduduknya hanya 300.000 sampai 1 juta, namun mereka bisa hidup sejahtera dan makmur, seharusnya kota-kota di Indonesia bisa lebih sejahtera, karena jumlah penduduknya lebih unggul.

"Mungkin sekitar berapa persen itu miskin. Nah, bagaimana meng-upgrade yang miskin ini supaya dia bisa membeli produk. Artinya, saya mencoba konsentrasi di pasar lokal," ujar dia.

Dengan begitu, lanjut dia, industri-industri lokal khususnya para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa meningkat.

Dalam persaingan dunia industri global, lanjut dia, ada standar-standar persyaratan yang harus dipenuhi. Jika tidak bisa memenuhi hal itu, justru dapat merugikan pelaku industri sendiri.

Karena itu, ia mengimbau bahwa standarisasi menjadi aspek utama, sebelum pelaku industri itu ingin mengembangkan sayap ke dunia internasional.

"Kita kalau tidak hati-hati justru kita kemudian akan kalah, dan itu kalahnya bahaya sekali, karena cost yang sudah kita keluarkan (untuk) pengiriman itu biayanya tidak mudah," kata dia.

Pada pertemuan itu, Risma juga berbagi pengalaman saat lawatannya ke Hangzhou, China.

Kala itu, ia dipercaya sebagai Presiden Belt Road Local Cooperation (BRLC), yang bertugas menjadi koordinator anggota perdagangan di Jalur Sutra yang ingin mengembangkan ekonomi dan perdagangan.

Bahkan, ia juga berbagi pengalaman saat menjalankan tugas sebagai Presiden United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific (Aspac).

Baca juga: 5 Fakta SMA Gratis di Kota Surabaya, Penjelasan Risma hingga Kritikan dari DPRD

Risma berharap, ada manfaat yang didapat saat ia dipercaya mengemban tugas kehormatan tersebut, baik bagi Bangsa Indonesia maupun negara lain di seluruh dunia.

"Presiden BRLC Jalur Sutra itu apa yang saya kerjakan, saya diangkat jadi Honour Presiden, kemudian Presiden UCLG, terutama (bermanfaat) untuk kota-kota di Indonesia dan kota-kota negara lain, yang terutama masih miskin," ujar dia.

Adapun 14 duta besar dan Konjen RI yang hadir yakni, Abdul Kadir Jailani Duta (Kanada), Usra Hendra Harahap (Nigeria), Julang Pujianto (Suriname), Chandra Widya Yudha (Serbia), Berlian Napitupulu (Korea Utara), Hajriyanto Thohari (Lebanon).

Kemudian, Cheppy Wartono (Mexico), Arrmanatha Nasir (Perancis), Andriana Supandy (Papua Nugini), Abdurrahman Dimas Wahab (Hongaria), Siti Nugraha Mauludiah (Polandia), Al Busya Basnur (Ethiopia), Wajid Fauzi (Syria) dan Saud Purwanto Krisnawan (Los Angeles–AS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com