Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Yustina Ojing, Bertahan Membuat Periuk Tanah Liat di Tengah Arus Modernisasi

Kompas.com - 30/01/2019, 11:29 WIB
Markus Makur,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Mitos seputar pembuatan pondo tana: harus perempuan hingga dilarang kentut

Nenek Ojing menjelaskan jika pembuatan pondo tana, sewe tana dan cerek tana merupakan warisan leluhur orang Rongga. Oleh sebab itu, hanya perempuan tertentu yang bisa membuat dan mencetak alat-alat perabot rumah tangga tersebut.

Menggali tanah liat boleh dikerjakan oleh laki-laki, namun untuk membuat dan mencetaknya harus dilakukan kaum perempuan. Mencetak alat-alat perabot rumah tangga berbahan tanah liat dibutuhkan keterampilan khusus, memakai perasaan halus, serta tangan halus.

"Jika saya memperlakukan dengan kasar dan tidak tenang maka tanah liat itu akan pecah dan tak bisa digunakan lagi," tuturnya.

Syarat lain yang diwariskan neneknya saat menggali tanah liat di lokasi umum tersebut yakni  dilarang kentut. Apabila seseorang menggali tanah liat itu mengeluarkan bunyi kentut maka tanah itu pecah dan tak bisa digunakan lagi.

Baca juga: Perempuan Flores Merawat Tenun sebagai Warisan Budaya

 

Ketika kentut, saat itu juga si penggali harus pulang ke rumah tanpa membawa tanah liat tersebut.

Selain itu bahan untuk menggalinya tidak boleh menggunakan alat-alat besi seperti tofa, sekop berbahan alumunium atau baja. Untuk menggalinya harus memakai batang kayu lurus.

"Saya sendiri pernah mengalami seperti itu dan tanah yang saya paksa bawa ke rumah tidak bisa diolah dan pecah-pecah tanahnya saat mau dicetak. Ada di luar rumah dua karung tanah tidak bisa diolah karena cucu saya menggalinya dengan sekop dan tofa berbahan besi," tuturnya.

Sayangnya, keterampilan warisan leluhur Rongga ini bisa punah jika pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Timur tidak turun tangan melestarikannya. Menurut Nenek Ojing, 
selama ini pihak pemerintah tidak pernah datang untuk melihat kerajinan tangannya. 

Baca juga: Resep Sehat Jemaah Haji Pamekasan di Tanah Suci, Pakai Jamu Warisan Leluhur

"Saya lakukan ini untuk merawat warisan leluhur yang sangat ramah dengan alam serta menjaganya dengan tetap mencetak untuk keperluan dalam rumah," pungkas nenek yang enggan dikasihani dan memilih untuk tetap bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com