"Uang saya berkurang Rp 17,5 juta dari Rp 36 juta di rekening. Padahal saya tidak pernah melakukan penarikan. Makanya saya datang ke sini," kata Syafrudin.
Sementara itu, Pimpinan Kantor Cabang BNI Bima Muhamad Amir mengakui adanya pembobolan dana nasabah. Ia juga berjanji akan menggantinya.
"Pembobolan diperkirakan terjadi melalui modus pencurian data dengan metode skimming. Saat ini ada 23 nasabah yag datang melapor. Kami berharap tidak ada penambahan lagi,"kata dia
Ia menyebutkan, jumlah uang yang didebet secara misterius berbeda-beda mulai dari Rp 1, 5 juta hingga 17,5 juta.
"Total kerugian nasabah mencapai Rp 200 juta," sebut Amir
Ia mengatakan, pihak bank sudah melakukan sejumlah antisipasi dengan memblokir kartu ATM nasabah yang terindikasi menjadi korban skimming.
"Semua ATM yang menjadi korban skimming sudah dilakukan penggantian dengan kartu baru," tuturnya
Saat ini, pihak bank sedang menelusuri penyebab hilangnya uang nasabah tersebut. Untuk sementara ini, dugaannya adalah kejahatan perbankan dengan metode skimming yaitu penyadapan data ATM nasabah melalui alat yang dipasang di mesin ATM.
"Alat skimming itu kecil sekali, biasanya dipasang di mesin ATM. Sehingga pada saat dilakukan transaksi, PIN-nya bocor," tutur Amir
Amir menegaskan akan mengganti uang nasabah yang hilang. Hanya saja ia belum berani menjamin rentang waktu pengembalian uang ke nasabah korban skimming.
"Nasabah tidak dirugikan, semua uang yang hilang di rekening akan dikembalikan. Namun pengembalian ini butuh proses," ucapnya
Untuk mengantisipasi adanya kemungkinan kejahatan dengan skimming tersebut, pihak BNI akan melakukan pembersihan dan penertiban. Tidak hanya itu, Amir juga akan memperketat keamanan di tiap ATM.