Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Nasabah BNI Cabang Bima Jadi Korban "Skimming", Ratusan Juta Raib

Kompas.com - 29/01/2019, 16:45 WIB
Syarifudin,
Khairina

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com- Puluhan nasabah mendatangi kantor BNI cabang Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (29/1/2019).

Mereka mengaku menjadi korban sasaran kejahatan perbankan bermodus duplikasi data pribadi atau skimming

Para nasabah menuntut ganti rugi pihak bank atas kehilangan uang tabungan mereka dengan total mencapai ratusan juta rupiah.

Para nasabah ini mengetahui adanya pengurangan saldo setelah mendapat pesan singkat yang menunjukkan penarikan uang dengan nominal tertentu telah berhasil.

Padahal, mereka tidak pernah melakukan transaksi apapun.

Baca juga: Skimming ATM di Karimun, 2 WN Malaysia Ditangkap

Hairul, salah satu korban mengaku, uang di rekeningnya mendadak hilang meski tidak pernah melakukan penarikan. Dia baru menyadari hilangnya uang di rekening setelah mengecek saldo di salah satu mesin ATM di Kota Bima.

"Ketika saya cek saldo di ATM, uang di rekening berkurang. Makanya saya datang lapor ke pihak BNI,"kata dia

Warga Kelurahan Rabangodu ini mengaku, uang tabungan di rekeningnya berkurang Rp 5 juta yang diduga raib secara misterius.

Merasa jumlah berkurang tak wajar, dia pun langsung mendatangi BNI di kantor cabang Bima di jalan Gajah Mada. 

Pihak BNI pun langsung memblokir ATM para nasabah setelah mengetahui ada pembobolan rekening.

"Bank juga berjanji akan mengembalikan uang kami yang hilang di rekening," tuturnya

Di kantor cabang, lanjut Hairul, ternyata sudah ada puluhan nasabah yang bernasib sama. Mereka mengaku saldonya menyusut setelah rekeningnya dibobol.

"Tadi kami ketemu di sini semuanya buat laporan. Lumayan sih ada banyak nasabah yang mengeluhkan saldonya hilang," ujarnya

Selain Hairul, rupanya puluhan nasabah lainnya juga mengaku menjadi korban. Ada yang raib Rp 1 juta hingga belasan juta rupiah.

Syafrudin, misalnya, warga lingkungan Sarata, Kelurahan Paruga, ini juga merasa jadi korban kejahatan melalui skimming. Ia mengalami kerugian sebesar Rp 17,5 juta setelah uang di rekeningnya terdebet.

"Uang saya berkurang Rp 17,5 juta dari Rp 36 juta di rekening. Padahal saya tidak pernah melakukan penarikan. Makanya saya datang ke sini," kata Syafrudin.

Sementara itu, Pimpinan Kantor Cabang BNI Bima Muhamad Amir mengakui adanya pembobolan dana nasabah. Ia juga berjanji akan menggantinya.

"Pembobolan diperkirakan terjadi melalui modus pencurian data dengan metode skimming. Saat ini ada 23 nasabah yag datang melapor. Kami berharap tidak ada penambahan lagi,"kata dia

Ia menyebutkan, jumlah uang yang didebet secara misterius berbeda-beda mulai dari Rp 1, 5 juta hingga 17,5 juta.

"Total kerugian nasabah mencapai Rp 200 juta," sebut Amir

Ia mengatakan, pihak bank sudah melakukan sejumlah antisipasi dengan memblokir kartu ATM nasabah yang terindikasi menjadi korban skimming.

"Semua ATM yang menjadi korban skimming sudah dilakukan penggantian dengan kartu baru," tuturnya

Saat ini, pihak bank sedang menelusuri penyebab hilangnya uang nasabah tersebut. Untuk sementara ini, dugaannya adalah kejahatan perbankan dengan metode skimming yaitu penyadapan data ATM nasabah melalui alat yang dipasang di mesin ATM.

"Alat skimming itu kecil sekali, biasanya dipasang di mesin ATM. Sehingga pada saat dilakukan transaksi, PIN-nya bocor," tutur Amir

Amir menegaskan akan mengganti uang nasabah yang hilang. Hanya saja ia belum berani menjamin rentang waktu pengembalian uang ke nasabah korban skimming.

"Nasabah tidak dirugikan, semua uang yang hilang di rekening akan dikembalikan. Namun pengembalian ini butuh proses," ucapnya

Untuk mengantisipasi adanya kemungkinan kejahatan dengan skimming tersebut, pihak BNI akan melakukan pembersihan dan penertiban. Tidak hanya itu, Amir juga akan memperketat keamanan di tiap ATM.

Kompas TV Berikut laporan dari Jurnalis Kompas TV, My Sister Tarigan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com