Mbah Siam mengaku pernah diberi bantuan oleh dari pemerintah berupa uang Rp 350 ribu. Uang itu sudah habis digunakan untuk berobat. Tak hanya itu ada beberapa orang yang datang ke rumahnya membawa bantuan sembako.
Sebelum luka dibagian matanya membesar, dokter menyarankan untuk segera dioperasi. Lantaran takut, badan Mbah Siam sering panas dingin bila diharuskan dioperasi matanya.
"Kemarin ada rombongan TKI yang bekerja di Taiwan membantu mau membiayai operasi mata saya. Tetapi saya tidak mau karena takut," ungkap Mbah Siam.
Kini Mbah Siam hanya bisa terbaring tak berdaya tinggal bersama Jumiran, anak lelakinya di rumah tua sederhananya yang hanya berlantai tanah. Beberapa bagian dindingnya juga tampak sudah retak dimakan usia. Tak ada televisi, radio dan telepon seluler.
Bersambung ke Kisah Mbah Siam, Tukang Pijat Tradisional yang Berjuang Melawan Kanker Mata (2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.