Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Banjir Bandang di Dairi, Korban Terseret sampai Aceh hingga Dugaan Dampak Penebangan Hutan

Kompas.com - 20/12/2018, 17:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sementara itu, dua korban lainnya juga ditemukan petugas. Identitas korban masih belum terungkap.

Baca Juga: Tiga Korban Banjir Bandang Dairi Ditemukan, 1 Korban Ditemukan di Aceh

3. Kesaksian warga saat banjir menerjang

“Kejadiannya sangat cepat, hitungan menit. Potongan kayu-kayu besar bercampur batu, lumpur dan air tiba-tiba datang ke areal ladang kami,” kata Rahman, warga Desa Bongkaras, Rabu (19/12/2018) sore.

Saat itu, Rahman memang sedang berladang bersama keluarganya, termasuk ayahnya Jaludin Boang Manalu (68). Ketika hujan turun, Rahman pun berteduh di gubuk.

Saat melihat banjir tiba, Rahman segera menggendong anaknya yang berusia empat tahun dan istrinya menggendong bayinya yang baru berusia 9 bulan.

“Saya dan istri serta dua anak saya lari menghindari banjir. Ayah saya di belakang kami tinggalkan. Rasanya seperti belum percaya kejadian Selasa sore itu,” ungkapnya.

Usah banjir reda, Rahman beserta anak istrinya selamat. Namun, sang ayah hingga saat ini belum ditemukan.

“Kami masih terus mencari. Menyusuri sepanjang sungai. Banyak potongan kayu besar, batu dan lumpur bertumpuk. Tapi belum juga kami temukan,” kata Janes Boang Manalu, saudara Rahman.

Baca Juga: Cerita Korban Banjir Bandang Dairi: Potongan Kayu, Batu, dan Air, Mengejar Kami...

4. Ratusan hektar lahan pertanian milik warga rusak

Salah satu rumah warga Dssa Bangkoras, Kecamatan Silima Pungga-oungga, Kabupaten Dairi, yang diterjang banjir, Rabu (19/12/2018).Tigor Munthe/KOMPAS.com Salah satu rumah warga Dssa Bangkoras, Kecamatan Silima Pungga-oungga, Kabupaten Dairi, yang diterjang banjir, Rabu (19/12/2018).

Banjir bandang mengakibatkan ratusan hektar lahan pertanian milik warga rusak. Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi, Sebastianus Tinambunan menyebut, kerusakan di Desa Longkotan yakni seluas 112 hektare dan 25 hektare lahan holtikultura hancur.

"Sedangkan di Desa Bongkaras, kerusakan lahan persawahan kurang lebih 40 hektare dan 50 hektare lahan perkebunan," katanya, Rabu (19/12/2018).

Selain itu, kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum di Desa Bongkaras, seperti jembatan menuju salah satu sekolah dasar putus total, irigasi pertanian di tiga lokasi dan perpipaan air minum hancur total dan jalan pertanian sepanjang 3 kilometer rusak parah.

Di Desa Longkotan, ada lima unit sepeda motor dan satu unit mobil hilang. Sebanyak empat unit rumah dan isinya hanyut dibawa banjir, serta sejumlah fasilitas umum juga rusak dihajar banjir bandang.

Baca Juga: Pascabanjir Bandang Dairi, Ratusan Hektar Lahan Pertanian Warga Rusak

5. Diduga akibat penebangan liar di hutan

Kondisi hutan mangrove yang dibabat warga di sejumlah wilayah Kabupaten Bima.KOMPAS.com/dok.Satpol PP Kabupaten Bima Kondisi hutan mangrove yang dibabat warga di sejumlah wilayah Kabupaten Bima.

Pascabanjir di Kabupaten Dairi, aktivitas penebangan di kawasan hutan Desa Bongkaras, Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi menjadi sorotan. Warga menduga aktivitas tersebut yang menjadi penyebab terjadinya banjir bandang.

Menurut salah satu warga, penebangan hutan di hutan tersebut sudah lama berlangsung. Hal tersebut diungkapkan oleh Janes Boang Manulu, anak dari salah satu korban banjir, Jaludin Boang Manalu.

"Sudah tahu bapak itu, kalau ada penebangan pohon di gunung, tak jauh dari perladangan milik bapak," kata Janes Boang Manalu.

Sementara itu,Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi, Sebastianus Tinambunan, hingga saat ini belum memberi keterangan apapun terkait aktivitas penebangan hutan di Desa Bongkaras.

Baca Juga: Kerusakan Hutan Diduga Jadi Penyebab Banjir Bandang di Dairi

Sumber: KOMPAS.com (Tigor Munthe)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com