Salin Artikel

5 Fakta Banjir Bandang di Dairi, Korban Terseret sampai Aceh hingga Dugaan Dampak Penebangan Hutan

KOMPAS.com - Banjir bandang melanda Desa Bongkaras, Kabupatan Dairi, Sumatera Utara,  Selasa (18/12/2018). Warga panik dan berlarian ketakutan saat banjir bercampur lumpur menerjang rumah dan ladang mereka.

Rahman, salah satu warga Desa Bongkara, mengatakan, banjir datang begitu cepat dan membuat sejumlah warga tak sempat menyelamatkan diri. Rahman juga melihat gelombang banjir juga menyeret gelondongan kayu dan batu.

Sementara itu, warga menduga banjir tersebut disebabkan penebangan hutan ilegal di sekitar Desa Bongkaras.

Inilah fakta lengkap bencana banjir di Dairi, Sumatera Utara:

Banjir bandang di dua desa di Kecamatan Silima Pungga-punga, yaitu Desa Bongkaras dan Longkotan. Dari kejadian itu, enam warga dikabarkan masih hilang sejak kejadian, Selasa (18/12/18) sore.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Dairi, Maria Victima mengatakan, banjir bandang terjadi saat hujan deras mengguyur dua desa tersebut, sekitar pukul 17.00 WIB.

"Itu masih perkiraan jumlah korban dari laporan yang kami terima," katanya.

Sedangkan di Desa Longkotan, ada tiga korban, dua selamat dan satu orang masih dinyatakan hilang atas nama Bariun Sitorus.

"Sejauh ini kami masih fokus melakukan pencarian para korban," ungkapnya.

Proses evakuasi korban mengalami kendala karena akses menuju dua desa rusak, terutama jalan menuju Desa Bongkaras.

Tiga korban banjir bandang di dua desa Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, ditemukan dalam kondisi tewas, Kamis (20/12/2018). Salah satu korban berhasil dikenali atas nama Bariun Sitorus (28), warga Desa Longkotan.

Derasnya banjir membuat jasad Dariun terseret hingga ke sungai Lae Souraya, Sumbulsalam, Aceh. Penemuan jasad korban yang jauh dari lokasi banjir sempat membuat heran para petugas.

"Setelah dicek oleh pihak keluarga, itu betul mayat warga yang hanyut dari Sapokomil bermarga Sitorus," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi, Sebastianus Tinambunan, Kamis (20/12/2018) pagi.

Sementara itu, dua korban lainnya juga ditemukan petugas. Identitas korban masih belum terungkap.

“Kejadiannya sangat cepat, hitungan menit. Potongan kayu-kayu besar bercampur batu, lumpur dan air tiba-tiba datang ke areal ladang kami,” kata Rahman, warga Desa Bongkaras, Rabu (19/12/2018) sore.

Saat itu, Rahman memang sedang berladang bersama keluarganya, termasuk ayahnya Jaludin Boang Manalu (68). Ketika hujan turun, Rahman pun berteduh di gubuk.

Saat melihat banjir tiba, Rahman segera menggendong anaknya yang berusia empat tahun dan istrinya menggendong bayinya yang baru berusia 9 bulan.

“Saya dan istri serta dua anak saya lari menghindari banjir. Ayah saya di belakang kami tinggalkan. Rasanya seperti belum percaya kejadian Selasa sore itu,” ungkapnya.

Usah banjir reda, Rahman beserta anak istrinya selamat. Namun, sang ayah hingga saat ini belum ditemukan.

“Kami masih terus mencari. Menyusuri sepanjang sungai. Banyak potongan kayu besar, batu dan lumpur bertumpuk. Tapi belum juga kami temukan,” kata Janes Boang Manalu, saudara Rahman.

Banjir bandang mengakibatkan ratusan hektar lahan pertanian milik warga rusak. Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi, Sebastianus Tinambunan menyebut, kerusakan di Desa Longkotan yakni seluas 112 hektare dan 25 hektare lahan holtikultura hancur.

"Sedangkan di Desa Bongkaras, kerusakan lahan persawahan kurang lebih 40 hektare dan 50 hektare lahan perkebunan," katanya, Rabu (19/12/2018).

Selain itu, kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum di Desa Bongkaras, seperti jembatan menuju salah satu sekolah dasar putus total, irigasi pertanian di tiga lokasi dan perpipaan air minum hancur total dan jalan pertanian sepanjang 3 kilometer rusak parah.

Di Desa Longkotan, ada lima unit sepeda motor dan satu unit mobil hilang. Sebanyak empat unit rumah dan isinya hanyut dibawa banjir, serta sejumlah fasilitas umum juga rusak dihajar banjir bandang.

Pascabanjir di Kabupaten Dairi, aktivitas penebangan di kawasan hutan Desa Bongkaras, Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi menjadi sorotan. Warga menduga aktivitas tersebut yang menjadi penyebab terjadinya banjir bandang.

Menurut salah satu warga, penebangan hutan di hutan tersebut sudah lama berlangsung. Hal tersebut diungkapkan oleh Janes Boang Manulu, anak dari salah satu korban banjir, Jaludin Boang Manalu.

"Sudah tahu bapak itu, kalau ada penebangan pohon di gunung, tak jauh dari perladangan milik bapak," kata Janes Boang Manalu.

Sementara itu,Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi, Sebastianus Tinambunan, hingga saat ini belum memberi keterangan apapun terkait aktivitas penebangan hutan di Desa Bongkaras.

Sumber: KOMPAS.com (Tigor Munthe)

https://regional.kompas.com/read/2018/12/20/17000091/5-fakta-banjir-bandang-di-dairi-korban-terseret-sampai-aceh-hingga-dugaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke