Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jemparingan, Olahraga Memanah Tradisional Digemari di Berbagai Daerah

Kompas.com - 22/10/2018, 06:00 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

Cara memanahnya juga berbeda. Mereka bersama-sama memanah sambil duduk bersila dalam beberapa putaran.

Penampilan pemanah juga berbeda, yakni memakai baju adat masing-masing daerah.

Seperti halnya dari Yogyakarta, para pria berblangkon, baju surjan maupun beskap, juga jarik.

Mereka ada yang menyelipkan keris si pinggng dan semua beralaskan sandal selop. Peserta perempuan juga demikian, mengenakan kebaya dan jarik. Beberapa bersanggul.

"Kami juga demikian, yang perempuan pakai kebaya dan bawahan kamen, sedangkan kepala ada payas lelunakan. Kalau pria mengenakan bawahan kamen, (baju) safari, kepala memakai udeng," kata Ayu Tarina Dewi.

Gladhen jemparing kali ini salah satu agenda dari Menoreh Art Festival 2018 yang berlangsung pada 7-27 Oktober 2018.

MAF terselenggara sebagai bagian dari memeriahkan hari jadi ke-67 Kulon Progo.

Sepanjang 20 hari, festival diisi beragam pentas budaya, baik lokal, kantung-kantung desa budaya, hingga daerah lain di luar DIY.

Baca juga: Mencoba Jemparingan di Lembang, Tradisi Memanah dari Zaman Kerajaan

Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, jemparingan bukan sekadar nguri-uri kabudayan atau melestarikan kebudayaan.

Jemparingan merupakan latihan fisik sekaligus batin tiap pelakunya. Metode memanah tradisional ini melatih ketenangan dan konsentrasi.

Dengan menggeluti jemparingan terus terbangun ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi segala keadaan.

"Jemparing bukan sekadar memanah tapi mengolah rasa, bersila, konsentrasi, tapi juga membutuhkan perasaan sehingga menghasilkan ketenangan. Ketenangan ini merupakan filosofi utama agar bisa tepat sasaran, termasuk dalam mengambil keputusan," kata Sutedjo.

Kompas TV Sebanyak 14 atlet disiapkan untuk berlaga dalam Asian paragames Oktober mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com