Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 22/10/2018, 06:00 WIB


KULON PROGO, KOMPAS.com -Jemparingan merupakan olahraga memanah tradisional yang mengadopsi kompetisi di kerajaan Yogyakarta masa lampau.

Olahraga ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan hingga ke luar Yogyakarta.

Sedikitnya 600 pemanah ikut serta dalam Gladhen Hageng Jemparingan Tingkat Nasional di alun-alun Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kompetisi ini merupakan rangkaian agenda Menoreh Art Festival 2018 untuk menyambut Hari Jadi ke-67 Kulon Progo.

Sebagian besar mereka merupakan pemanah yang datang dari berbagai kota di Indonesia.

"Jemparingan di Kulon Progo mulai dilirik banyak komunitas di luar daerah," kata Joko Mursito, Sekretaris Dinas Kebudayaan, Minggu (21/10/2018).

Tidak hanya dari DIY, peserta jemparingan kali ini juga datang dari luar kota, misalnya Boyolali, Klaten, Magetan, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri, Magelang, Madura, bahkan Bali.

"Semua kabupaten sedang merintis jemparingan ini. Menariknya, karena kami membawa tradisi daerah sendiri," kata Evifana dari Jepun Bali Tradisional Archery Club.

Baca juga: Jemparingan Mataraman, Adu Memanah Ala Prajurit Keraton Sambil Ngabuburit

Banyak klub dari berbagai kota menunjukkan bahwa memanah gaya mataraman ini semakin digemari.

Dengan gaya yang sama, cara, hingga tradisi yang sama, jemparingan terus berkembang.

Di Bali, jemparingan juga berkembang. Evifana mengatakan, klub di mana ia berlatih di Denpasar terdapat 50 orang baik dewasa dan anak-anak. Mereka bahkan bisa latihan 3 kali tiap minggu. Turnamen yang cukup banyak membuat klub-klub tumbuh dan berkembang.

"Lagipula harga tidak semahal (memanah profesional) nasional, terjangkau," kata Evifana.

"Kami akan turun lagi di turnamen di Solo, November nanti," kata Evifana.

Jemparingan sejatinya merupakan olahraga tradisional memanah ala prajurit keraton masa silam.

Jemparingan berbeda dengan pertandingan panah profesional, yakni terletak pada target yang hanya berupa bandulan dua warna, merah dan putih, yang tersambung kerincingan.

Kerincingan itu akan berbunyi tiap anak panah mengenai bandul target.

Peserta memanah dalam banyak putaran. Mereka yang paling banyak bisa mengenai sasaran berkerincing itu akan memenangkan kompetisi.

"Jemparingan itu adu titis titisan (pandai mengenai sasaran). Senang ketika kena," kata Bimo dari Yogyakarta.

Sasaran tembak jemparingan adalah bandulan dua warna yang dipasang kerincing. Di belakang bandulan dipasang karpet karet tebal untuk menahan anak panah yang meleset. KOMPAS.com/ DANI J Sasaran tembak jemparingan adalah bandulan dua warna yang dipasang kerincing. Di belakang bandulan dipasang karpet karet tebal untuk menahan anak panah yang meleset.

Cara memanahnya juga berbeda. Mereka bersama-sama memanah sambil duduk bersila dalam beberapa putaran.

Penampilan pemanah juga berbeda, yakni memakai baju adat masing-masing daerah.

Seperti halnya dari Yogyakarta, para pria berblangkon, baju surjan maupun beskap, juga jarik.

Mereka ada yang menyelipkan keris si pinggng dan semua beralaskan sandal selop. Peserta perempuan juga demikian, mengenakan kebaya dan jarik. Beberapa bersanggul.

"Kami juga demikian, yang perempuan pakai kebaya dan bawahan kamen, sedangkan kepala ada payas lelunakan. Kalau pria mengenakan bawahan kamen, (baju) safari, kepala memakai udeng," kata Ayu Tarina Dewi.

Gladhen jemparing kali ini salah satu agenda dari Menoreh Art Festival 2018 yang berlangsung pada 7-27 Oktober 2018.

MAF terselenggara sebagai bagian dari memeriahkan hari jadi ke-67 Kulon Progo.

Sepanjang 20 hari, festival diisi beragam pentas budaya, baik lokal, kantung-kantung desa budaya, hingga daerah lain di luar DIY.

Baca juga: Mencoba Jemparingan di Lembang, Tradisi Memanah dari Zaman Kerajaan

Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, jemparingan bukan sekadar nguri-uri kabudayan atau melestarikan kebudayaan.

Jemparingan merupakan latihan fisik sekaligus batin tiap pelakunya. Metode memanah tradisional ini melatih ketenangan dan konsentrasi.

Dengan menggeluti jemparingan terus terbangun ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi segala keadaan.

"Jemparing bukan sekadar memanah tapi mengolah rasa, bersila, konsentrasi, tapi juga membutuhkan perasaan sehingga menghasilkan ketenangan. Ketenangan ini merupakan filosofi utama agar bisa tepat sasaran, termasuk dalam mengambil keputusan," kata Sutedjo.

Kompas TV Sebanyak 14 atlet disiapkan untuk berlaga dalam Asian paragames Oktober mendatang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Regional
Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Regional
Tatkala Jawa Mulai Rusak

Tatkala Jawa Mulai Rusak

Regional
Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Regional
Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Regional
Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Regional
Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Regional
Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Regional
Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Regional
Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Regional
Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Raih Penghargaan PPKM Award 2023, Pemkot Makassar Buktikan Keberhasilan Program Makassar Recover

Regional
Raih Penghargaan pada Baznas Award 2023, Ganjar: Saya Berikan untuk Baznas Jateng

Raih Penghargaan pada Baznas Award 2023, Ganjar: Saya Berikan untuk Baznas Jateng

Regional
Bupati Maluku Barat Daya Hadiri RUPS Bank Maluku-Malut, Ini Agenda yang Dibahas

Bupati Maluku Barat Daya Hadiri RUPS Bank Maluku-Malut, Ini Agenda yang Dibahas

Regional
Menakar Vonis Hakim dalam Tragedi Kanjuruhan

Menakar Vonis Hakim dalam Tragedi Kanjuruhan

Regional
Komitmen Dukung JKN, Pemkab Maluku Barat Daya Raih UHC Award 2023

Komitmen Dukung JKN, Pemkab Maluku Barat Daya Raih UHC Award 2023

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke