Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jemparingan Mataraman, Adu Memanah Ala Prajurit Keraton Sambil Ngabuburit

Kompas.com - 27/05/2018, 09:52 WIB
Dani Julius Zebua,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Ngabuburit atau menunggu berbuka puasa bisa dilakukan dengan banyak cara.

Puluhan orang dari klub-klub jemparingan di Yogyakarta dan sekitarnya, misalnya, mengisi waktu ngabuburit dengan kegiatan adu memanah tepat sasaran di sebuah arena di Kampung Jemparingan Mataraman Langen Progo di Kecamatan Pengasih, Kulon Progo.

Seorang anggota klub jemparingan Atmajaya Jaluwasi, Bimo Udara, mengatakan, dia datang dari Yogyakarta untuk ikut jemparingan ini. Bukan untuk mengikuti kompetisi, melainkan hanya untuk menyalurkan hobi.

"Kegiatan seperti ini sangat menghibur. Hiburannya adalah suasana yang menyenangkan. Beda dengan olahraga (prestasi). Tampilannya saja berbeda. Cara memanahnya juga berbeda," kata Bimo, Sabtu (26/5/2018) menjelang petang.

Baca juga: Ngabuburit dengan Tasbih Raksasa Berusia 400 Tahun

Jemparingan memang memanah, tapi berbeda dengan olahraga memanah yang dipertandingkan. Dalam jemparingan, memanah dilakukan untuk membuktikan siapa peserta yang paling titis atau jago mengenai sasaran.

Sasarannya juga bukan papan target, melainkan target kecil berbentuk tiang berwarna terang yang terhubung dengan sebuah bandul kerincingan. Anak panah yang mengenai target ini akan membuat bandul bergerincing.

"Asal jemparing (anak panah) membuat suara 'nging' (gemerincing) itu rasanya senang sekali di sini (sambil menepuk dadanya)," kata Bimo.

Bimo, salah satu dari puluhan orang yang datang dari berbagai kota di sekitaran Yogyakarta untuk berkumpul di arena Langen Progo ini. Salah satu keistimewaan jemparingan adalah semua pesertanya mengenakan baju Jawa, yakni: beskap dan blangkon, juga sandal slop untuk yang laki-laki. Sedangkan yang perempuan berkebaya.

"Adat masing-masing. Kalau dari Bali ya pakai baju adat Bali. Memanah juga sambil bersila. Inilah yang namanya gaya mataraman. Target, penampilan, dengan bersila, berbeda dengan yang prestasi," kata Bimo.

Dia mengatakan, informasi tentang adanya kegiatan jemparingan beredar dari grup ke grup Whatsapp. Mereka pun tertarik dan berniat mengikuti adu panah ini. Kebetulan waktunya tepat untuk ditutup dengan berbuka puasa.

"Semuanya ngabuburit di sini," kata Bimo.

Baca juga: Cerita Ustaz Mustain Menangis Terharu Saat Pertama Kali Santrinya Lulus Sekolah Negeri

Sekretaris Disbud Kulonprogo Joko Mursito mengatakan, jemparingan makin beredar luas sebagai bagian dari pelestarian budaya. Paguyuban di Kulon Progo pun inisiatif membuat kegiatan yang sama.

"Utamanya silaturahim. Ini kan juga melestarikan budaya sekaligus olahraga, juga sunnah rosul, selain berenang dan berkuda," kata Joko.

Para peserta tiba di arena itu sejak pukul 15.00. Mereka datang dari banyak klub jemparingan, baik dari Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta, Klaten, Boyolali, Sleman, Bantul, termasuk Kulon Progo sendiri. Peserta berasal dari segala umur.

Semua peserta tampak sukacita. Padahal, jemparingan kali ini tidak seperti kompetisi besar. Bonusnya saja hanya mie instan, kopi, beras, hingga ayam.

Baca juga: Bocah Aaron Terus Merengek Ingin Main di Mobil Jenazah yang Antarkan Ayahnya...

Adhi Dejaputra BN (10) tidak menyolok di antara puluhan pria dan wanita dewasa di arena itu. Tapi, Adhi tampak tidak canggung di antara mereka.

Adhi mengungkapkan, senang dengan kegiatan itu. Dia mengaku semakin bangga pada budaya Jawa. Dia baru belajar memanah selama 7 bulan belakangan. Ketika jemparingan digelar, dia selalu ingin ikut.

"Soalnya kalau kena (sasaran) senang, kalau menjepret tapi tidak kena ya tidak senang," kata Adhi.

 

 

Kompas TV Di Selasa bahasa kali ini, membahas mengenai serapan bahasa 'ngabuburit'.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com