Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pemandu Resah Maraknya Perburuan Burung Endemik Flores

Kompas.com - 15/10/2018, 13:03 WIB
Markus Makur,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BORONG,KOMPAS.com - Seorang pemandu burung, Samuel Rabenak, melihat burung hantu jenis Celepuk Maluku mati di tengah hutan di kawasan hutan Poco Ndeki, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT.

Diduga burung hantu itu, yang merupakan burung endemik Flores, mati terkena tembakan oleh orang yang tak bertanggungjawab yang sering masuk di kawasan hutan tersebut.

"Kemarin, Minggu (14/10/2018) saat saya memandu tamu asing yang ingin mengamati burung endemik Flores di kawasan hutan Poco Ndeki, melihat seekor burung hantu yang mati di tengah hutan tersebut. Ada bekas tembakan di tubuh burung tersebut," katanya kepada Kompas.com, Minggu (14/10/2018) malam. 

"Saat itu juga saya mengabadikannya. Tamu-tamu khusus mengamati burung endemik Flores sangat sedih melihat burung hantu mati karena diduga ditembak oleh orang tak bertanggungjawab."

Baca juga: 2 Warga Talaud Dibekuk saat Hendak Jual Burung Endemik ke Filipina

Rabenak menjelaskan kawasan hutan Poco Ndeki di Manggarai Timur merupakan salah satu spot terbaik untuk mengamati burung endemik Flores.

Banyak pengamat burung luar Negeri memilih kawasan hutan Poco Ndeki untuk mengamati burung endemik Flores dan Wallacea. Kawasan hutan Poco Ndeki terkenal di kalangan pengamat burung internasional di luar negeri.

Rabenak menjelaskan, burung-burung yang dijumpai di kawasan hutan Poco Ndeki diantaranya Elang Flores, Gagak Flores, Pergam punggung hitam, Cekakak Tunggir Putih, Pa'ok Laus, Walik kembang, Celepuk Maluku, Kirik Kirik Laut, Celepuk Wallacea, Opior Jambul, Opior Paruh Tebal, Seriwang Asia, Pergam Hijau dan masih banyak lainnya.

Species kunci di kawasan Poco Ndeki adalah Elang Flores, makanya para birder dan wisatawan dengan minat khusus sering ke kawasan hutan Poco Ndeki.

"Saya berharap kawasan hutan Poco Ndeki sebagai spot terbaik mengamati burung endemik Flores dijaga dengan baik oleh warga setempat. Jangan ada lagi burung mati yang dijumpai ditengah kawasan itu," harapnya.

Rabenak menjelaskan, trip mengamati burung kali ini bersama dengan pengamat burung internasional berawal dari kawasan Gunung Inerie di Kabupaten Ngada, Kawasan hutan Poco Ndeki, di kawasan hutan di sekitar danau Ranamese, di Kabupaten Manggarai Timur. 

Baca juga: BKSDA Amankan 150 Satwa Endemik Papua

Kemudian di kawasan hutan Golo Lusang di kabupaten Manggarai, kawasan hutan Mbeliling dan Sano Nggoang dan berakhir di Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat.

Rawan perburuan

Pemandu burung lainnya di Pulau Flores, Yohanes Jehabut kepada Kompas.com, Senin, (15/10/2018) mengatakan kawasan hutan Poco Ndeki sangat rawan dengan perburuan dan penangkapan burung oleh orang tak bertanggungjawab.

Kondisi habitat di kawasan itu tidak ramah karena ada perburuan dan penangkapan burung yang di kirim ke Bali.

Jehabut menjelaskan, burung endemik Flores, seperti Punai Flores ada di kawasan hutan Poco Ndeki. Namun, Punai Flores mudah sekali di tembak dengan senapan angin oleh orang tak bertanggungjawab karena burung itu lamban untuk menghindari dari perburuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com