Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita soal Satwa Endemik Terbakar di Tangkoko Dibantah

Kompas.com - 28/09/2015, 12:54 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut menegaskan, tidak ada satwa endemik yang terbakar pada saat kejadian kebakaran wilayah konservasi di Cagar Alam Tangkoko dan Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih, Bitung.

Penegasan ini disampaikan menanggapi pemberitaan Harian Kompas edisi Sabtu (26/9/2015) yang menyebutkan bahwa ada puluhan satwa endemik mati terbakar di kawasan koservasi itu.

Dalam berita tersebut dituliskan,satwa yang terbakar itu adalah Tarsiis, Monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra) dan burung. Berita tersebut lalu mengundang perhatian para petugas dan relawan pemadam kebakaran di Tangkoko. "Tidak ada satwa endemik yang terbakar di sana," tegas Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Bitung, Hambali, Senin (28/9/2015).

Menurut Hambali beberapa memang harus diselamatkan ke pos, tetapi setelah aman dikembalikan lagi ke habitatnya. Beberapa satwa melata seperti ular memang ditemukan terjebak api, tetapi seperti monyet justru mereka sangat gesit menghindari kebakaran, jadi aman dari jangkauan api.

Kepala BKSDA Sulut, Sudiyono memaparkan bahwa hingga kini sudah ada 1.523 hektar dari 8.753 hektar luas kawasan konservasi Tangkoko yang terbakar. "Data ini baru sementara dan masih akan diupdate lagi dan belum mencakup wilayah-wilayah lainnya yang terbakar selain di Bitung," kata Sudiyono.

Wilayah Konservasi Tangkoko menjadi penting karena disana terdapat beberapa satwa endemik kunci Sulawesi Utara seperti Tarsius dan Macaca nigra. Wilayah TWA Batuputih juga menjadi destinasi wisata alam utama di Sulut.

Keberadaan burung-burung endemik menarik ratusan fotografer luar negeri berkunjung ke Tangkoko setiap tahun.

Sementara wilayah cagar alam menjadi lokasi penting bagi keberlangsungan satwa endemik yang terancam punah. Pemberitaan yang salah mengenai kondisi satwa endemik di sana membuat usaha para petugas dan relawan merasa sia-sia.

"Kami sangat kecewa dengan pemberitaan itu, karena memang tidak ada monyet yang terbakar," ujar relawan dari Forum Komunikasi Pencinta Alam Sulut Jemmy Makasala. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com