PALU, KOMPAS.com - Syakira dan Shifa, dua sekawan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Palu, Sulawesi Tengah, sama-sama sedang asyik menggambar di tenda kelas darurat di Petobo, Palu, Sabtu (6/10/2018).
Tenda darurat berwarna putih milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini, sudah didirikan tiga hari pasca-gempa dan tsunami terjadi di Palu, Sigi dan Donggala.
Kepala SD Inpres Petobo Andriani (41) mengaku, memang belum sampai 20 anak yang hadir mengikuti pemulihan shock pasca-gempa di kelas darurat tersebut. Namun dia meyakini jumlah anak-anak yang bergabung akan bertambah.
Ada dua petugas konselor dari Kemdikbud yang hadir di sana membawa alat-alat menggambar untuk anak-anak. Ada papan-papan menggambar, ada buku gambar, ada pensil warna.
Baca juga: Kisah Lengkap Bocah Israel yang Dipeluk Jokowi, Selamat dari Gulungan Tsunami tetapi Kehilangan Ibu
Sementara itu, guru SDN 7 Palu, Hariani (49), yang ditemui di pengungsian Dusun Ranoropa, Desa Loru, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengaku belum pernah kembali lagi melihat sekolahnya pasca-gempa bermagnitudo 7,4 yang mengguncang Palu dan sekitarnya.
Meski demikian, menurut dia, bersama beberapa orang guru lain yang ada di pengungsian yang sama sudah sempat pula melakukan konseling, mengajak anak-anak menggambar dan bermain.
"Kami di sini juga sudah mulai bermain, menggambar. Ada yang datang kemarin, bawa alat-alat menggambar, ada pensil warna, buku gambar, tapi tidak tahu dari mana. Tapi yang jelas anak-anak sudah bermain," ungkap Hariani yang rumahnya ikut hilang terbenam lumpur hitam di Petobo.
Baca juga: Tangis Bahagia Syaiful Bertemu Sang Ibu Setelah Berjibaku Membalik Jenazah yang Bergelimpangan
Hariani bersama warga Petobo yang selamat mengungsi ke atas ke Dusun Ranoropa di Kabupaten Sigi yang datarannya lebih tinggi dari Kota Palu.
Puluhan warga mendirikan tenda seadanya dari terpal di bawah pohon-pohon kakao atau coklat.
Beruntung lokasi pengungsian mereka dekat dengan aliran irigasi yang airnya melimpah dan jernih. Anak-anak pun seakan lupa dengan peristiwa kelam Jumat (28/9/2018), yang meluluhlantakkan Palu, Sigi dan Donggala.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.