Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Curhat Korban hingga Beasiswa Pendidikan

Kompas.com - 05/09/2018, 10:34 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proses rehabilitasi dan rekonstruksi korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus berjalan.

Bantuan bagi para korban pun terus mengalir. PT Pos Indonesia di Jakarta mencatat telah menerima lebih dari 3.000 ton kiriman untuk korban bencana gempa di Lombok. 

Selain itu, pemerintah juga menyediakan kurang lebih 5.000 beasiswa pendidikan bagi para korban gempa. 

Berikut sejumlah fakta terkait bencana gempa bumi di Lombok.

1. Pemerintah sediakan 5.000 beasiswa pendidikan

Menristek dalam sambutan acara Dies Natalis UT ke-34 di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan, Selasa (4/9/2018).Dok. Kemenristekdikti Menristek dalam sambutan acara Dies Natalis UT ke-34 di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan, Selasa (4/9/2018).

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyediakan 5.000 paket beasiswa pendidikan. Beasiswa tersebut terdiri dari 4.000 beasiswa untuk mahasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dan 1.000 bidikmisi.

"Gempa di Lombok kami juga perhatikan. Di sana ditelisik yang kena dampak gempa sekitar 3.800 tapi kami sediakan beasiswa prestasi akademik 4.000 mahasiswa PPA dan 1.000 bidikmisi," kata Mohammad Nasir, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi di Karawang, Jawa Barat, Senin (3/9/2018).

Tujuannya, agar membantu mahasiswa dan pelajar yang menjadi korban bencana gempa bisa tetap melanjutkan pendidikan mereka.

Baca Juga: 5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Jokowi Goyang Dayung hingga Target Rekonstruksi

2. Presiden Joko Widodo kunjungi SMPN 6 Mataram

Presiden Joko Widodo berdialog dengan salah satu warga korban gempa di Lombok, NTB, Minggu (2/9/2018).KOMPAS.com/ Dok. Humas Pemprov NTB Presiden Joko Widodo berdialog dengan salah satu warga korban gempa di Lombok, NTB, Minggu (2/9/2018).

Pada hari Senin, (3/9/2018), Presiden Joko Widodo bersama rombongan tiba di SMPN 6.

Lalu Jokowi menyapa ribuan siswa yang tengah belajar di tenda darurat sembari membagi-bagikan buku tulis. Bangunan SMPN 6 di Mataram rusak parah setelah diguncang gempa.

Para murid tampak berdesak-desakan di tenda darurat yang ada di halaman sekolah untuk melakukan kegiatan belajar.

Tidak hanya membagikan buku tulis, Jokowi juga menghibur para siswa dengan bernyanyi bersama lagu Asian Games 2018 yang berjudul "Meraih Bintang".

Baca Juga: Di Lombok, Jokowi Bernyanyi dan Joget Dayung Bersama Para Siswa

3. Kendala PT Pos salurkan bantuan kemanusiaan

Salah satu dapur umum di Gunungsari, Lombok, yang membuat makanan untuk korban gempa di Lombok, Senin (20/8/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Salah satu dapur umum di Gunungsari, Lombok, yang membuat makanan untuk korban gempa di Lombok, Senin (20/8/2018).

Hingga saat ini sudah ada 3.000 ton kiriman yang diterima oleh PT Pos Indonesia di Jakarta. Lonjakan kiriman barang tersebut terjadi setelah PT Pos meluncurkan program Pos Peduli Gempa Pulau Lombok.

Untuk memperlancar pengiriman barang-barang tersebut, PT Pos menggandeng TNI, Polri, dan BNPB.

PT Pos Indonesia juga mengakui adanya penumpukan barang di Kantor Pos Mataram, Lombok. Hal itu disebabkan banyak kiriman yang dialamatkan ke Posko Relawan dan pribadi, sehingga menyulitkan petugas dalam pengiriman barang bantuan.

"Semoga dalam waktu dekat semua barang sudah akan tersalurkan dengan baik," kata Cahyat Rohyana, Sekretaris Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero), Senin (3/9/2018).

Baca Juga: Jokowi Serahkan 5.293 Buku Tabungan untuk Rekonstruksi Rumah Korban Gempa Lombok

4. Korban gempa kesulitan bersihkan puing-puing rumah

Warga memeriksa rumah mereka yang roboh di desa Sembalun, pulau Lombok pada 20 Agustus 2018 setelah serangkaian gempa bumi dicatat oleh seismolog sepanjang 19 Agustus. Menurut laporan pihak berwenang pada Senin (20/8/2018), setidaknya 10 orang tewas setelah serangkaian gempa kuat mengguncang pulau Lombok. Ini merupakan gempa baru yang berbeda dari gempa berkekuatan M 7,0 pada Minggu (5/8/2018) yang telah menewaskan ratusan nyawa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Warga memeriksa rumah mereka yang roboh di desa Sembalun, pulau Lombok pada 20 Agustus 2018 setelah serangkaian gempa bumi dicatat oleh seismolog sepanjang 19 Agustus. Menurut laporan pihak berwenang pada Senin (20/8/2018), setidaknya 10 orang tewas setelah serangkaian gempa kuat mengguncang pulau Lombok. Ini merupakan gempa baru yang berbeda dari gempa berkekuatan M 7,0 pada Minggu (5/8/2018) yang telah menewaskan ratusan nyawa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Pengungsi korban gempa dari Kabupatan Lombok Barat sudah mulai jenuh di tenda pengungsian. Sebagian besar menyatakan ingin kembali ke rumah mereka masing-masing.

Namun, para korban kesulitan untuk membersihkan puing-puing bangunan rumah mereka.

"Saya ingin segera kembali ke rumah berkumpul bersama keluarga. Di sini kamu meminjam tanah kebun milik orang lain," kaya Karmin, warga Dusun Kekait 2, Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Selasa (4/9/2018), dilansir dari Antara

Karmin dan sebagian warga juga tidak mampu membayar biaya angkut untuk membersihkan rumah mereka.

"Sulit bagi kami melakukannya secara manual karena volume puing-puing yang banyak," kata Karmin.

Baca Juga: Saat Jokowi Tegur Warga yang Berharap Dirinya Terpilih Lagi Jadi Presiden di 2019

5. Curhat korban gempa

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) membagikan buku untuk para pengungsi di Lombok, NTB, Minggu (2/9/2018)Dok. Humas Pemprov NTB Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) membagikan buku untuk para pengungsi di Lombok, NTB, Minggu (2/9/2018)

Sembari menanti kedatangan Presiden Joko Widodo di GOR Pemenang, Lombok Utara, Anaq Amir, salah satu warga Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mengungkapkan impian rumahnya.

“Kami maunya rumah bedek sesuai dengan rumah ada yang pernah ada. Kami kapok dengan rumah beton,” kata Anaq, Minggu (2/9/2018).

Rumah Anaq hancur ketika gempa mengguncang Lombok beberapa waktu lalu.

Harapan juga diungkapkan oleh Muhammad Bakri, warga Dusun Kokok Potek, Desa Kokok Potek, Kecamatan Sembalun.

“Ada yang juga terpaksa berdekatan dengan kandang kambing untuk hunian sementara (huntara), nyamuk banyak,” kata Bakri kepada Kompas.com.

Anaq dan Bakri telah membuat rekening untuk menerima uang bantuan dari pemerintah yang akan digunakan untuk membangun rumah mereka dari bantuan Besarannya Rp 50 juta untuk rusak berat, Rp 25 juta rusak sedang, dan Rp 10 juta untuk rusak ringan.

Baca Juga: Curhat Korban Gempa Lombok Saat Tengah Menunggu Jokowi...

Sumber (KOMPAS.com: Fitri Rachmawati/ Antara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com