Salin Artikel

5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Curhat Korban hingga Beasiswa Pendidikan

Bantuan bagi para korban pun terus mengalir. PT Pos Indonesia di Jakarta mencatat telah menerima lebih dari 3.000 ton kiriman untuk korban bencana gempa di Lombok. 

Selain itu, pemerintah juga menyediakan kurang lebih 5.000 beasiswa pendidikan bagi para korban gempa. 

Berikut sejumlah fakta terkait bencana gempa bumi di Lombok.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyediakan 5.000 paket beasiswa pendidikan. Beasiswa tersebut terdiri dari 4.000 beasiswa untuk mahasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dan 1.000 bidikmisi.

"Gempa di Lombok kami juga perhatikan. Di sana ditelisik yang kena dampak gempa sekitar 3.800 tapi kami sediakan beasiswa prestasi akademik 4.000 mahasiswa PPA dan 1.000 bidikmisi," kata Mohammad Nasir, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi di Karawang, Jawa Barat, Senin (3/9/2018).

Tujuannya, agar membantu mahasiswa dan pelajar yang menjadi korban bencana gempa bisa tetap melanjutkan pendidikan mereka.

Pada hari Senin, (3/9/2018), Presiden Joko Widodo bersama rombongan tiba di SMPN 6.

Lalu Jokowi menyapa ribuan siswa yang tengah belajar di tenda darurat sembari membagi-bagikan buku tulis. Bangunan SMPN 6 di Mataram rusak parah setelah diguncang gempa.

Para murid tampak berdesak-desakan di tenda darurat yang ada di halaman sekolah untuk melakukan kegiatan belajar.

Tidak hanya membagikan buku tulis, Jokowi juga menghibur para siswa dengan bernyanyi bersama lagu Asian Games 2018 yang berjudul "Meraih Bintang".

Hingga saat ini sudah ada 3.000 ton kiriman yang diterima oleh PT Pos Indonesia di Jakarta. Lonjakan kiriman barang tersebut terjadi setelah PT Pos meluncurkan program Pos Peduli Gempa Pulau Lombok.

Untuk memperlancar pengiriman barang-barang tersebut, PT Pos menggandeng TNI, Polri, dan BNPB.

PT Pos Indonesia juga mengakui adanya penumpukan barang di Kantor Pos Mataram, Lombok. Hal itu disebabkan banyak kiriman yang dialamatkan ke Posko Relawan dan pribadi, sehingga menyulitkan petugas dalam pengiriman barang bantuan.

"Semoga dalam waktu dekat semua barang sudah akan tersalurkan dengan baik," kata Cahyat Rohyana, Sekretaris Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero), Senin (3/9/2018).

Pengungsi korban gempa dari Kabupatan Lombok Barat sudah mulai jenuh di tenda pengungsian. Sebagian besar menyatakan ingin kembali ke rumah mereka masing-masing.

Namun, para korban kesulitan untuk membersihkan puing-puing bangunan rumah mereka.

"Saya ingin segera kembali ke rumah berkumpul bersama keluarga. Di sini kamu meminjam tanah kebun milik orang lain," kaya Karmin, warga Dusun Kekait 2, Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Selasa (4/9/2018), dilansir dari Antara. 

Karmin dan sebagian warga juga tidak mampu membayar biaya angkut untuk membersihkan rumah mereka.

"Sulit bagi kami melakukannya secara manual karena volume puing-puing yang banyak," kata Karmin.

“Kami maunya rumah bedek sesuai dengan rumah ada yang pernah ada. Kami kapok dengan rumah beton,” kata Anaq, Minggu (2/9/2018).

Rumah Anaq hancur ketika gempa mengguncang Lombok beberapa waktu lalu.

Harapan juga diungkapkan oleh Muhammad Bakri, warga Dusun Kokok Potek, Desa Kokok Potek, Kecamatan Sembalun.

“Ada yang juga terpaksa berdekatan dengan kandang kambing untuk hunian sementara (huntara), nyamuk banyak,” kata Bakri kepada Kompas.com.

Anaq dan Bakri telah membuat rekening untuk menerima uang bantuan dari pemerintah yang akan digunakan untuk membangun rumah mereka dari bantuan Besarannya Rp 50 juta untuk rusak berat, Rp 25 juta rusak sedang, dan Rp 10 juta untuk rusak ringan.

Sumber (KOMPAS.com: Fitri Rachmawati/ Antara)

https://regional.kompas.com/read/2018/09/05/10343881/5-fakta-terbaru-gempa-lombok-curhat-korban-hingga-beasiswa-pendidikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke